Bisnis.com, JAKARTA—Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional tengah melakukan sejumlah terobosan untuk mempercepat proses sertifikasi tenaga kerja konstruksi untuk meningkatkan daya saing nasional.
Ketua Umum LPJKN Tri Widjayanto mengatakan saat ini LPJKN sejauh ini telah mendatangi langsung sejumlah proyek dan melakukan sertifikasi atas tenaga konstruksi terampil di proyek tersebut.
Tri mengaku bahwa LPJKN telah menawarkan kepada seluruh perusahan di sektor konstruksi untuk mengundang LPJKN melakukan proses sertifikasi tenaga terampil dalam proyek-proyek yang tengah ditangani.
Selain itu, LPJKN juga tengah menjajaki peluang kerja sama dengan sejumlah perusahaan besar yang mengadakan pelatihan keahlian, agar LPJKN dapat memberi sertifikat atas tenaga ahli yang dilatih.
“Kami sudah minta dari asosiasi kontraktor Indonesia untuk mendaftarkan proyek-proyek mana yang sedang dikerjakan oleh anggotanya supaya kami datangi dan lakukan sertifikasi,” katanya, Rabu (6/5/2015).
HiIngga saat ini, berdasarkan data kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dari 6,2 juta tenaga kerja konstruksi, baru sekitar 6,1% atau 380.000 tenaga kerja yang tersertifikasi.
Hal tersebut sangat mengancam industri jasa konstruksi nasional mengingat akan dimulainya era MEA akhir 2015, sementara Indonesia adalah pasar konstruksi terbesar di kawasan Asean.
Tri mengatakan lembaga yang dipimpinnya harus melakukan strategi ‘jemput bola’ untuk dapat mempercepat proses sertifikasi ini.“Kalau tidak, kita jelas akan kalah bersaing di kawasan Asean,” katanya.