Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah berharap kinerja ekspor produk elektronik dan bahan bangunan Indonesia bisa kembali menguat setelah menurun pada Januari 2015, termasuk menyasar pasar China yang selama ini mendominasi impor produk elektronik oleh Indonesia.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, ekspor produk elektronik Indonesia ke dunia pada Januari 2015 mencapai US$742,9 juta, atau turun 8,55% secara nilai dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya.
Untuk memperbaiki kinerja ekspor produk tersebut, pemerintah menargetkan peningkatan nilai ekspor di sejumlah negara, khususnya China yang menjadi salah satu fokus pasar Indonesia untuk produk elektronik.
Ekspor produk elektronik Indonesia ke China pada tahun ini ditargetkan mencapai US$2,2 miliar. Target tersebut naik sangat tinggi, sebesar 608,4% dibandingkan dengan pencapaian pada 2014 yang hanya US$361,6 juta. Adapun, pada Januari 2015 ekspor produk tersebut mencapai US$26,6 juta atau meningkat 0,86% dibandingkan dengan Januari 2014.
Selain menargetkan peningkatan ekspor produk elektronik, pemerintah juga menargetkan perbaikan kinerja sektor building material. Nilai ekspor sektor tersebut ke China tahun 2014 mencapai US$40,8 juta dan pada Januari 2015 mencapai angka USD 2,02 juta, atau turun 9,2% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Salah satu langkah untuk meraih target tersebut, menurut Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Nus Nuzulia Ishak adalah melalui partisipasi dalam pameran yang digelar di China, seperti Canton Fair, pameran produk ekspor—impor terbesar di China.
Menurutnya, pameran yang sudah diadakan sejak 1957 tersebut telah menjadi salah satu tujuan utama bagi para buyer internasional. Para pengusaha yang datang umumnya tidak hanya berasal dari China, melainkan juga dari negara-negara lainnya di dunia. Pameran yang dikunjungi 80 ribu pengunjung ini juga dijadikan ajang mencari mitra dagang bagi perusahaan, serta membuka peluang pasar produk Indonesia di mata buyer internasional.
“Estimasi total potensi order Indonesia di pameran tersebut seluruhnya mencapai USD 2,4 juta. Potensi ini justru datang dari luar RRT seperti Amerika Selatan (Brasil, Chili), Timur Tengah (Arab Saudi, Qatar), dan Afrika (Maroko, Afrika Selatan, Mesir),” kata Nus.