Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah dinilai ambisius dalam menargetkan penerimaan pajak pada tahun ini senilai Rp1.296 triliun.
Kepala Ekonom PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Anggito Abimanyu mengatakan target penerimaan pajak tersebut terlalu ambisius dan tidak tepat diterapkan saat ini.
Pasalnya, dunia usaha sedang terpukul akibat krisis harga minyak dan perekonomian mengalami pelambatan.
"Selama 10 tahun, saya pernah di Kementerian Keuangan, rasanya target ini terlalu ambisius dan sangat tinggi. Saat ini yang dibutuhkan seharusnya adalah relaksasi perpajakan," ujarnya di Jakarta, Senin (27/4/2015).
Menurutnya, target penerimaan pajak tersebut tidak rasional karena selama dirinya menjabat di Kementerian Keuangan tidak pernah dalam setahun ada kenaikan pajak di atas 1,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau pertumbuhan kenaikan pajak 5% di atas pertumbuhan nominal PDB
Target perolehan pajak tersebut telah menimbulkan kepanikan dan bahkan ketakutan bagi para pelaku pasar.
"Mereka agak waspada upaya penerimana pajak yang ambisius. Tidak pernah ada satu tahun penerimaan pajak di atas 5% PDB. Sekarang penerimaan pajak itu minimal 30%. Pelaku bisnis waspada dengan upaya penerimaan pajak yang berlebihan," kata Anggito.
Hingga Maret 2015, penerimaan pajak baru mencapai 13% dari target. Dia memperkirakan hingga akhir tahun, penerimaan pajak hanya bisa terserap 81% sehingga akan ada kekurangan sekitar Rp200 triliun.