Bisnis.com, JAKARTA – Merespons rencana Menteri Pertanian Amran Sulaiman untuk membentuk kelompok Pemuda Tani Indonesia, Komisi IV DPR RI menilai Amran sebaiknya memaksimalkan program mekanisasi pada petani.
Wakil Ketua Komisi IV Herman Khaeron menyampaikan kekhawatirannya mengenai nantinya program ini justru akan menjadi program pemborosan, tanpa memberikan dampak signifikan pada sektor pertanian Indonesia.
“Jangan sampai ini nanti membuang-buang uang, lebih baik Mentan memaksimalkan sebaran petani dan program mekanisasi. Pak Amran harus mencari cara membuat sektor pertanian lebih menarik,” kata Herman saat dihubungi Bisnis, Jumat (24/4/2015).
Menurut Herman, salah satu cara untuk membuat sektor pertanian lebih menarik yaitu dengan memberikan insentif dan fasilitas pada proses hilirisasi, karena saat ini rantai pemasaran terlalu panjang dan membuat harga di tingkat petani tetap rendah.
“Contohnya seperti beras, sekarangkan tinggi harganya. Kalau di tingkat petani padi hanya dihargai Rp3.500 misalnya, yan itu karena mata rantainya panjang. Kalau dia bisa giling sendiri, nilai tambah dan nilai jualnya bisa naik. Jadi mata rantainya itu yang dipangkas,” kata Herman.
Seperti diketahui, Mentan Amran Sulaiman berencana melibatkan 8500 pemuda dari berbagai daerah i Indonesia untuk terjun langsung mengelola lahan tidur agar lebih produktif.
Amran menuturkan nantinya bentuk kelembagaan Pemuda Tani Indonesia akan mencontoh bentuk Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), lembaga yang telah beridiri pada 2007, yang berfungsi meningkatkan kerjasama demi meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha.
Adapun, selain bantuan traktor, Kementerian Pertanian menjanjikan paket bantuan berupa benih, transplanter, dan combine harvester bagi pemuda yang menggeluti wirausaha pertanian.