Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KA TRANSSUMATRA, Rute Padang Panjang-Payakumbuh Masih Dievaluasi

Kementerian Perhubungan meminta rute jalur kereta api Trans Sumatra Railway yang melewati Padang Panjang-Bukittinggi-Payakumbuh dialihkan karena melewati pemukiman padat penduduk.
Rel kereta api.
Rel kereta api.

Bisnis.com,  PADANG - Amran, Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Sumbar, mengatakan rute Padang Panjang-Payakumbuh masih dievaluasi untuk menentukan apakah tetap dilakukan reaktivasi atau membangun rel baru.

“Dari Padang Panjang ke Payakumbuh memang melewati kawasan padat penduduk, dan kondisi relnya sudah rusak parah. Kami masih evaluasi dan buat kajian dulu sesuai instruksi kementerian,” katanya, Rabu (15/4/2015).

Jika hasilnya tidak memungkinkan untuk dilakukan perbaikan, pemerintah daerah dalam Rakor Kepala Daerah se Sumbar bersama Dirjen Perkeretaapian Selasa (14/5/2015) lalu menyatakan komitmen untuk pengadaan lahan baru.

“Tetapi kalau perhitungannya masih memungkinan, ya dilakukan reaktivasi,” ujar Amran.

Dia mengatakan rute tersebut baru akan diprioritaskan tahun depan dengan menghubungkannya ke Pekanbaru, Riau. Sedangkan saat ini, pemerintah setempat memfokuskan rute Muara Kalaban-Sijunjung menuju jalur lintas Sumatra.

Amran mengatakan pemerintah memulai pengerjaan Trans Sumatra Railway di Sumbar dengan menggarap koridor 6 yang menghubungan Muara Kalaban (Sumbar) dengan Teluk Kuantan (Riau).

Rute tersebut berjarak 254,09 kilometer dari Dumai-Pekanbaru-Sijunjung-Sawahlunto. Selain itu, juga koridor 8 sepanjang 251,01 kilometer Padang-Padang Panjang-Solok-Sawahlunto-Muaro.

Untuk pembebasan lahan, kata Amran, sepenuhnya dibiayai melalui APBN. Tahun ini Sumbar mendapatkan anggaran Rp320 miliar, termasuk pengerjaan akhir railbus dari pusat kota ke Bandara Internasional Minangkabau (BIM).

“Awal Mei nanti sudah dimulai tender pengerjaannya. Kalau Sumbar sudah terhubung dengan Riau, sisanya tinggal reaktivasi jalur kereta yang ada,” sebutnya.

Dia mengatakan jalur kereta api yang ada di daerah itu mencapai 304,2 kilometer dengan lintasan yang beroperasi 73,2 kilometer. Adapun, sepanjang 230,9 kilometer tidak digunakan dengan kondisi 115 kilometer rusak berat dan berubah fungsi, seerta 115,8 kilometer rusak sedang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Heri Faisal
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper