Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pebisnis di Kaltim Harus Terus Pasok Lapangan Kerja Baru

Pengamat ekonomi dari Universitas Mulawarman Kaltim Aji Sofyan meminta pelaku usaha lokal berperan aktif mendorong terciptanya lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat Kaltim.
Tenaga kerja di sebuah pabrik pelintingan rokok/Ilustrasi
Tenaga kerja di sebuah pabrik pelintingan rokok/Ilustrasi

Bisnis.com, SAMARINDA - Pengamat ekonomi dari Universitas Mulawarman Kaltim Aji Sofyan meminta pelaku usaha lokal berperan aktif mendorong terciptanya lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat Kaltim.

Menurutnya, geliat ekonomi di Kaltim hanya bisa digerakkan oleh para pelaku usaha yang ada di wilayah ini. Sementara itu, pemerintah, diharapkan lebih berperan dalam memfasilitasi pelaku usaha dalam mendukung geliat ekonomi di kawasannya itu.

“Pengusaha sebenarnya yang jadi inti membentuk daya saing masyarakat Kaltim, pertanyaanya bagaimana pengusaha Kaltim membentuk daya saing masyarakat ini,” katanya dalam acara Sosialisasi Kebijakan Perdagangan Luar Negeri Dalam Rangka Menyongsong Pemberlakuan Masyarakat Eknomi Asean 2015, Senin (13/4/2015).

Aji Sofyan mengungkapkan sektor industri Kaltim hingga saat ini masih didominasi industri hulu yang memanfaatkan sumber daya alam tidak terbarukan seperti batu bara dan minyak dan gas bumi. Kondisi ini, sebutnya kurang baik bagi pertumbuhan ekonomi Kaltim di masa mendatang.

Oleh karena itu, dia mengusulkan agar pelaku usaha mulai menggerakkan usahanya ke sektor-sektor sumber daya terbarukan seperti perkebunan dan pertanian, dan juga ke sektor-sektor pengolahan sumber daya alam.

“Paradigma ekonomi Kaltim harus diubah dari eksploitasi sumber daya alam tak terbarukan ke sektor pengolahan dan pemanfaatan sumber daya alam yang terbarukan,” sebutnya.

Seperti diketahui, Data pembangunan yang dimiliki Pemprov Kaltim menyebutkan struktur ekonomi Kaltim pada 2014 masih didominasi oleh sektor sumber daya alam tak terbarukan dengan porsi 59,82%, yakni pertambangan dan penggalian 47,98% dan industri pengolahan migas 11,84%.

Sementara itu, porsi industri pengolahan dari sektor pertanian masih sangat kecil.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper