Bisnis.com,JAKARTA-Guna mengantisipasi lemahnya permintaan semen nasional pada Kuartal I/2015, PT Semen Indonesia Tbk., Badan Usaha Milik Negara, menyatakan menjual kelebihan produksi ke pasar spot untuk ekspor.
Agung Wiharto, Corporate Secretary PT Semen Indonesia Tbk., mengatakan penjualan ke pasar spot untuk ekspor dilakukan khusus semen yang diproduksi oleh Semen Padang dan Tonasa, karena, penjualan di Pulau Sumatra di luar perkiraan turun hingga 7,7%.
"Penurunan penjualan di Sumatra di luar perkiraan kami. Karena pasokan Semen Padang berlebih, kami lempar ke pasar spot untuk ekspor. Kami buang ke pasar spot hanya jika pasar dalam negeri tidak mampu menyerap produksi," katanya kepadaBisnis, Minggu (12/4/2015).
Pada kuartal ini, penjualan dari tiga produk milik Semen Indonesia baik untuk pasar domestik maupun ekspor mencapai 6,16 juta ton, lebih rendah dari penjualan periode yang sama tahun lalu yakni 6,18 juta ton.
Kinerja penjualan terburuk di pasar domestik dialami oleh Semen Padang yang turun hingga 6,8%. Sementara penjualan pada dua merek lainnya yakni Semen Gresik hanya turun tipis 0,6% dan Semen Tonasa justru mengalami pertumbuhan positif 1,2%.
Strategi menjual kelebihan pasokan ke pasar spot dapat menolong pertumbuhan ekspor yang melonjak 631,7%. Di mana ekspor Semen Tonasa mengalami peningkatan 91,9% yakni dari 14,955 ton menjadi 28.700 ton, serta Semen Padang tumbuh 100% yakni sebanyak 80.724 ton.
Agung mengatakan, konsumsi semen nasional pada tahun ini diperkirakan tidak sebaik tahun lalu. Kendati demikian, peningkatan konsumsi diperkirakan berlangsung mulai kuartal II/2015. Penurunan pada kuartal I, merupakan siklus tahunan di mana pembangunan infrastruktur belum di mulai.
Dia mengatakan, kendati pasar nasional tengah mengalami kelebihan pasokan, angka ideal produksi semen adalah 15% lebih tinggi dari permintaan pasar. Hal tersebut untuk mengantisipasi lonjakan permintaan yang dapat terjadi pada tahun mendatang.
"Kita harus antisipasi lonjakan permintaan, karena Indonesia masih terus membangun, sementara pembangunan pabrik semen tidak dapat selesai dalam satu atau dua tahun. Pertumbuhan konsumsi didorong oleh faktor politik, makroekonomi dan lainnya," katanya.
Secara umum, kendati penjualan Semen Indonesia ke pasar domestik turun 1,8%, peningkatan ekspor Semen Indonesia Grup, penguasa 44% pasar semen nasional, telah mengompensasi penurunan permintaan domestik, sehingga penjualan secara keseluruhan hanya turun 0,3%