Bisnis.com, JAKARTA - Dalam teorinya, seorang yang berada di ketinggian sangat ekstrim akan kekurangan oksigen dan menghadapi suhu dingin ekstrim yang bisa menyebabkan kematian.
Namun hal itu tidak terjadi pada Mario Steven Ambarita (21), warga Pekanbaru yang melakukan aksi nekatnya menumpang di ruangan roda pesawat Garuda Indonesia GA 177 rute Pekanbaru-Jakarta pada 7 April lalu.
"Dia [Mario] masih hidup itu betul-betul ajaib. Orang bisa meninggal. Tindakan seperti Mario artinya melawan kekurangan oksigen dan suhu dingin ekstrim hingga minus 28 derajat celcius," kata pengamat penerbangan, Alvin Lie Ling Piao.
Saat ditemukan usai turun dari pesawat, anak dari Tiar itu masih hidup dengan kondisi tubuh yang membiru.
Tubuh membiru itu, diyakini Alvin karena Mario menghadapi kondisi ekstrim. Di atas 10 ribu kaki, oksigen sangat minim, nyaris nol. Suhu pada ketinggian itu diprediksi bisa mencapai minus 28 derajat Celcius. Nah, ini yang diyakini Alvin membuat biru tubuh Mario.
"Sebab tekanan tubuh tertempa, bahkan tekanan pembuluh darah melar. Normalnya, orang tak bakal sanggup bertahan".
Ruangan tempat roda pesawat berada, paparnya, berbeda dengan ruangan kabin untuk penumpang. Paling kentara adalah soal insulator. Penyekat antar-ruangan itu bisa menahan suhu ekstrim panas dari mesin maupun suhu ekstrim dingin dari udara di ketinggian langit.
Di kabin, penumpang bisa merasa nyaman karena oksigen dan suhu diatur sedemikian rupa. Penumpang bahkan bisa tidur nyenyak karena tak bakal terganggu dengan kondisi ekstrim di luar kabin.
Sedangkan kondisi di ruangan roda jauh berbeda. Alvin menjamin terjadi penurunan suhu drastis. "Temperatur bisa drop karena memang tidak didesain untuk mahluk hidup," kata eks pilot senior itu.
Satu lagi kondisi yang diyakini dialami Mario, yaitu kebisingan mesin pesawat.
"Suara mesin jet pesawat sangat berisik jika didengar tanpa peredam, jauh lebih bising ketimbang saat pesawat dalam kondisi idle di bandara," ujarnya.
INSIDEN GARUDA INDONESIA : Mantan Pilot Takjub dengan Daya Tahan Tubuh Mario
Dalam teorinya, seorang yang berada di ketinggian sangat ekstrim akan kekurangan oksigen dan menghadapi suhu dingin ekstrim yang bisa menyebabkan kematian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium