Bisnis.com, JAKARTA-- Para senior yang berasal dari TNI Angkatan Udara, TNI Angkatan Laut, regulator, operator (airline), industri, dan institusi lainnya membentuk lembaga non-profit bernama Indonesia Aviation and Aerospace Watch (IAAW) yang resmi melakukan debutnya pada Rabu (8/4/2015).
Presiden Direktur IAAW Soenaryo Yosopratomo mengatakan fungsi pengawasan badan ini untuk menemukan secara dini setiap potensi bahaya dalam dunia penerbangan di Indonesia.
Mantan Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan itu berharap IAAW ikut serta berperan aktif dalam membantu terwujudnya kemandirian dalam hal navigasi, penggunaan satelit, pengembangan teknologi roket dan penginderaan jarak jauh.
" Watch di dunia aviaton dan aerospace ini tidak berarti hanya sekadar mencari-cari kesalahan kemudian melaporkannya dan membeberkannya kepada publik," katanya di Gedung Persada Executive Club, Halim Perdanakusuma, Rabu (8/4/2015).
Beberapa subjek permasalahan penerbangan tanah air akan menjadi sorotan seperti penerapan Asean Open Sky Policy, perbaikan kondisi bandara, permasalahan pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia seperti pilot dan teknisi, dan lain-lain.
" Kita ada 800 pilot asing di Indonesia. Kita juga kekurangan tenaga ATC serta engineer. Termasuk, maintenance cost yang lebih mahal dibandingkan negara Asean yang lain juga jadi subyek permasalahannya," ucapnya.
IAAW akan melakukan seminar dilanjutkan dengan workshop, sehingga dapat memberikan solusi terhadap permasalahan dunia penerbangan.