Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INSA: Perlu Ubah Trading Term dari FOB ke CNF

Indonesian National Shipowners Association (INSA) melihat kondisi umum pelayaran niaga nasional sedang berusaha untuk survive menghadapi lesunya muatan di berbagai sektor, terutama kargo curah. Beberapa jenis kapal niaga tidak beroperasi karena berkurangnya muatan secara signifikan.
Kondisi umum pelayaran niaga nasional sedang berusaha untuk survive menghadapi lesunya muatan di berbagai sektor./JIBI
Kondisi umum pelayaran niaga nasional sedang berusaha untuk survive menghadapi lesunya muatan di berbagai sektor./JIBI
Bisnis.com, JAKARTA -  Indonesian National Shipowners Association (INSA) melihat kondisi umum pelayaran niaga nasional sedang berusaha untuk survive menghadapi lesunya muatan di berbagai sektor, terutama kargo curah. Beberapa jenis kapal niaga tidak beroperasi karena berkurangnya muatan secara signifikan.
 
Wakil Ketua Umum INSA Teddy Yusaldi mengatakan perlunya stimulus untuk merubah sistem perdagangan ekspor dari free on board (FOB) menjadi cost and freight (CNF) atau cost, insurance freight (CIF). Trading term CNF dan CIF secara otomatis akan menggerakkan kapal niaga asal Indonesia menuju negara tujuan pemesan barang dan hasil bumi.
 
FOB telah mematikan sejumlah peluang kapal nasional karena sistem perdagangan ini mewajibkan importir mengirimkan kapal untuk menjemput barang. Sementara, eksportir untuk menyerahkan barang yang pesan di atas kapal.
 
CNF kan penjualnya yang akan mengirim barangnya keluar. Dengan begitu, si pemilik barang perusahaan tambang di Indonesia bisa menggunakan kapal Indonesia untuk mengirim barangnya keluar, ujarnya, Selasa (7/4/2015)
 
Dia menuturkan FOB lebih banyak memberikan peluang kepada kapal asing untuk mengangkut barang dari Indonesia. Kini, kapal niaga asal Indonesia hanya berkontribusi sebesar 10% sebagai angkutan ekspor.
 
Saat ini, menurutnya, kapal niaga seperti seperti tug & barge, bulk carrier, general kargo, kontainer, offshore, dan yang lainnya sedang mengalami over supply. Dia menyebutkan ada lebih 200 unit kapal set tug & barge di perairan Kalimantan yang menganggur menunggu muatan.
 
Pemerintah yang mana ingin mengedepankan maritim sebagai prioritas perlu memperhatikan dan memberikan stimulus terhadap kondisi pelayaran niaga saat ini, katanya.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Veronika Yasinta

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper