Bisnis.com, JAKARTA – Kendati masa tanam padi Oktober tahun lalu bergeser selama 1,5 bulan, Kementerian Pertanian menjamin masa tanam padi April-September tetap normal tanpa adanya kemunduran waktu seperti yang terjadi pada awal tahun ini.
Hujan yang terlambat turun membuat masa tanam padi Oktober tahun lalu bergeser sehingga menyebabkan panen raya yang seharusnya terjadi pada Maret bergeser ke April tahun ini.
Dampaknya, pasokan padi petani pada Januari-Februari disinyalir lebih rendah dari kebutuhan nasional karena harga gabah dan beras di tingkat petani dan eceran sangat tinggi pada saat itu. Di tingkat petani harga gabah pernah mencapai Rp6.500 per kg sedangkan beras sempat menyentuh Rp14.000 per kg.
Dirjen Tanaman Pangan Hasil Sembiring menyatakan memang ada 120.000 ha lahan yang terlambat ditanami pada masa Oktober-November tahun lalu sehingga dampaknya membuat panen lebih panjang pada tahun ini.
Meski demikian, dia mengatakan lahan tersebut kembali terdistribusi pada bulan berikutnya di periode tanam yang sama dipicu oleh turunnya hujan sehingga masa tanam berikutnya diprediksi akan berlangsung normal.
“Dengan bergesernya waktu, hujan turun dia akan terdistribusi dengan sendirinya. Jadi kami perkirakan areal panen April-September tidak mundur,” katanya, seperti dikutip Bisnis, (31/3/2015).
Meskipun pasokan beras ke pasar berkurang pada awal tahun ini, Hasil memperkirakan luas areal panen sejak Oktober 2014 -April 2015 mencapai 8,7 juta ha.
Apabila dikonversi dengan menggunakan produktivitas nasional sebesar 5,13 ton per ha, total produksi beras Oktober- April mencapai 44,63 juta ton gabah kering giling (GKG) atau setara dengan 28 juta ton beras.
Menurut Hasil, tingginya angka luas areal panen dikarenakan program yang dikerjakan pihaknya sudah mulai terlihat hasilnya, seperti upaya percepatan swasembada dengan memperbaiki jaringan irigasi, penyediaan sarana produksi dan optimasi lahan.
Bahkan, dia meyakini panen padi April-September bisa mencapai 6,8 juta ha. Dengan total luasan itu, produksi padi dapat mencapai 34 juta ton GKG atau 21 juta ton beras.
Lebih kecilnya perkiraan panen padi pada April-September diakibatkan berkurangnya fungsi pakai lahan kering akibat musim kemarau, sehingga lahan sawah dan tadah hujan akan berkontribusi lebih banyak pada periode dua.
Hasil mengatakan hasil pemantauannya di lapangan bahwa petani langsung diarahkan kembali untuk menanam setelah panen sehingga masa tanam sudah banyak dimulai pada bulan ini.
KEMENTERIAN PERTANIAN: Musim Tanam Padi April-September Tetap Normal
Kendati masa tanam padi Oktober tahun lalu bergeser selama 1,5 bulan, Kementerian Pertanian menjamin masa tanam padi April-September tetap normal tanpa adanya kemunduran waktu seperti yang terjadi pada awal tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Irene Agustine
Editor : Gita Arwana Cakti
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
14 jam yang lalu
Bos Eramet Buka-bukaan Soal RI Batasi Pasokan Nikel
16 jam yang lalu