Bisnis.com, BOAO – Perdana Menteri China, Li Keqiang, menyatakan pemerintah negara itu tidak akan lagi agresif mengejar pertumbuhan ekonomi tinggi seperti yang dicapai dalam setidaknya satu dekade terakhir.
PM Li menyampaikan Pemerintah China mempersoalkan berapa pun angka pertumbuhan, asalkan negara itu mampu tumbuh berkualitas dan berkelanjutan.
“Sudah tepat kita menargetkan pertumbuhan 7% tahun ini, pertumbuhan di tingkat itu juga akan menjaga pergerakan roda perekonomian,” kata Li dalam pidatonya di Boao, wilayah selatan Hainan, Sabtu (28/3/2015).
Seperti diketahui, dalam pidatonya beberapa waktu lalu Li menyampaikan dia menargetkan pertumbuhan 7% tahun ini, dan berjanji akan memaksimalkan instrumen kebijakan fiskal dan moneter untuk mencegah perlambatan tajam negara itu.
Jika target 7% tersebut tidak meleset, China akan tumbuh pada laju terendahnya dalam 25 tahun terakhir. Padahal, Negeri Tembok Raksasa sempat tumbuh masif di kisaran 8%-10% beberapa tahun lalu, menjadikannya negara perekonomian terbesar kedua dunia setelah Amerika Serikat.
Meski tumbuh agresif, Perdana Menteri Li menyayangkan negara itu harus mengalami kadar polusi udara yang amat tinggi karena operasi pabrik yang berlebihan. Utang pun melambung tinggi, sehingga PM Li menyebut pertumbuhan tinggi China yang lalu tidak berkualitas.