Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kejar Target, KKP Ekstensifikasi dan Intensifikasi Lahan

Pihak Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan melakukan ekstensifikasi dan intensifikasi lahan guna mencapai target produksi perikanan budidaya 2015, yakni 17,9 juta ton.
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti (kedua kanan) tertawa lepas saat rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (26/1/2015)./Antara-Sigid Kurniawan
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti (kedua kanan) tertawa lepas saat rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (26/1/2015)./Antara-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, SERANG— Pihak Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan melakukan ekstensifikasi dan intensifikasi lahan guna mencapai target produksi perikanan budidaya 2015, yakni 17,9 juta ton.

Tri Haryanto, Sekretaris Inspektorat Jenderal DJPB, mengatakan program ekstensifikasi dilakukan dengan memaksimalkan lahan tidur milik pemerintah yang belum tergarap, sementara intensifikasi adalah mengubah pola budidaya petani tradisional menjadi super intensif.

“Lahan budidaya perikanan milik kementerian itu ada banyak, misalnya di Banten 56 hektare, Pasuruan 40 hektare dan lahan-lahan lainnya. Pada lahan ini terdapat sejumlah bidang yang belum digarap, maka akan dimaksimalkan penggunaannya,” ujarnya di Tangerang, Kamis (26/3/2015).

Dalam program intensifikasi, menurutnya pemerintah akan mendorong para pembudidaya tradisional untuk menggunakan teknologi dalam membantu peningkatan hasil produksi. Saat ini, penerapan budidaya super intensif baru diterapkan oleh pembudidaya di Jepara.

Selain itu, lanjutnya, pemerintah akan melakukan revitalisasi seluruh tambak di Indonesia. Revitalisasi dilakukan dengan memperbaiki saluran irigasi air tambak. Perbaikan irigasi, menurutnya telah dilakukan di tambak-tambak budidaya ikan yang berada di pantai utara.

Untuk mengembangkan inovasi dan teknologi dalam budidaya, ujarnya, sejumlah unit stasiun balai besar budidaya air payau yang berfungsi menggelar alih teknologi serta sebagai sarana dan prasarana bisnis budidaya udang dan ikan juga akan diperbanyak.

Saat ini, satu unit yang baru dikembangkan untuk melakukan hal tersebut berada di Kabupaten Tangerang dan ditargetkan mencapai titik matang pada 2019. Dia mengatakan jika proyek ini berhasil, maka jumlah unit akan diperbanyak ke seluruh Indonesia.

Tingkatkan Konsumsi

Tri Haryanto mengatakan untuk meningkatkan produksi ikan konsumsi di Indonesia, hanya dapat dilakukan dengan budidaya. Pasalnya, kondisi perikanan tangkap saat ini tidak dapat diprediksi seiring dengan anomali cuaca yang sering mendera Indonesia.

I Made Suitha, Kepala Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara, pengelola unit pengembangan inovasi dan teknologi budidaya di Kabupaten Tangerang, mengatakan pihaknya telah berhasil mengembangkan inovasi dalam pembuatan pakan, bibit dan pengelolaan tambak.

“Dengan kondisi cuaca Indonesia yang saat ini tidak menentu, para pembudidaya harus berinovasi dan menggunakan teknologi dalam meningkatkan produksi. Sejauh ini, percobaan penanaman udang vaname yang dilakukan di unit inovasi dan teknologi di Kabupaten Tangerang berjalan positif,” katanya.

Dia mengatakan, terdapat dua wilayah di Provinsi Banten yang dijadikan lokasi pengembangan inovasi dan teknologi dalam budidaya air payau. Proyek yang dimulai pada 2010 telah berhasil melakukan panen sebanyak dua siklus dalam satu tahun dan akan ditingkatkan menjadi tiga siklus. 

Selain melakukan transfer teknologi kepada masyarakat umum, tuturnya, Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara juga melakukan kerja sama dengan konsorsium Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terdiri dari PT Hutama Karya, Pelindo, dan Perhutani dalam mengembangkan budidaya udang Vaname dan ikan Bandeng.

“Kerja sama pengelolaan tambak ini kami lakukan untuk mempercepat transfer teknologi kepada masyarakat serta meningkatkan produksi ikan budidaya Indonesia,” ujarnya.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten Suyitno mengatakan dengan panjang pantai 200 km persegi, Banten memiliki tambak air payau seluas 10.358 hektare, dan lima wilayah telah ditetapkan sebagai kawasan minapolitan.

“Penetapan kawasan minapolitan ini dilakukan oleh pemerintah pusat sejak lama. Namun, dalam perjalanannya sejumlah daerah ada yang berkembang dengan baik nama ada juga yang stagnan,” ungkapnya.

Proyek unit pengembangan inovasi dan teknologi yang didirikan di Kabupaten Tangerang ini, menurutnya dapat membantu pembudidaya ikan air payau Provinsi Banten untuk meningkatkan kapasitas produksi.

Sementara itu, Iriadi, pengusaha tambak udang vaname mengatakan selain persoalan teknologi dan inovasi, pembudidaya saat ini sangat kesulitan mendapatkan bibit udang. Bahkan, pembelian bibit harus mengantre beberapa bulan.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper