Bisnis.com, JAKARTA - Menuju 2019, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) menuju perubahan paradigma secara menyeluruh dari reaktif menjadi preventif.
Kepala BPOM Roy A. Sparringa mengatakan selama ini pihaknya lebih banyak bersikap reaktif terhadap pelanggaran standar keamanan obat dan makanan. Dalam lima tahun mendatang ini akan diubah ke arah preventif.
“Selama ini Badan POM lebih sebagai watch dog dan reaktif. Lima tahun mendatang kami ubah paradigma agar menjadi lebih proaktif,” tuturnya di sela-sela Rapat Kerja Nasional BPOM, Senin (16/3/2015).
Menurut Roy sikap reaktif yang selama ini dianut kenyataannya tidak selalu efektif mengatasi berbagai masalah penyimpangan standar kemanan obat dan makanan. Pasalnya tindakan hukum tidak selalu dapat memberikan efek jera dan mengungkap akar masalah.
Selama ini penegakan hukum menjadi salah satu kendala dalam penindakan terhadap penyimpangan kemanan pangan. Oleh karena itu, BPOM mengklaim akan lebih banyak berkecimpung dalam pencegahan selain penindakan.
Roy menyatakan pengawasan tersebut akan fokus memperbaiki standar cara produksi obat dan makanan. Ke depan, norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang obat-obatan akan diberikan porsi perhatian lebih besar.
“Selain itu juga bagaimana sinergi dari kebijakan regulasi daerah, ketersediaan SDM yang memadai, dan anggaran yang cukup,” ucapnya.
