Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menteri ESDM: FTP 1 dan 2 Lambat

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan proyek percepatan pembangkit listrik atau fast track program (FTP) tahap I dan tahap II yang dilakukan pada masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berjalan lambat.
Menteri ESDM Sudirman Said/Antara
Menteri ESDM Sudirman Said/Antara

Bisnis.com, JAKARTA--Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan proyek percepatan pembangkit listrik atau fast track program (FTP) tahap I dan tahap II yang dilakukan pada masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berjalan lambat.

Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan penambahan pembangkit listrik di Indonesia berjalan lambat. Pemerintahan SBY memiliki dua proyek percepatan pembangkit FTP 1 dan FTP 2 namun pelaksanaan proyek tersebut cenderung lambat.
"Fast track tapi tidak fast," katanya dalam Diskusi "Menanam Benih Kemandirian" dalam rangkaian ulang tahun pendiri PT Medco Internasional Tbk, Arifin Panigoro, yang ke-70 di Jakarta, Sabtu (14/3/2015).
Menurutnya, proyek FTP-1 sebesar 10.000 megawatt hampir separuhnya terlambat dari jadwal. Sementara itu, keterlambatan juga terjadi dalam hampir semua proyek FTP-2 yang berkapasitas 17.000 megawatt.

Proyek mengalami keterlambatan karena sebagian besar berupa pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP). Proyek PLTP membutuhkan waktu lama untuk berproduksi baik dari sisi teknis maupun non teknis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Fauzul Muna
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper