Bisnis.com,JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan mernargetkan tahun ini dapat memberikan sertifikasi 8.000 bidang lahan budidaya di 104 kabupaten/kota.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamset Soebjakto mengatakan dengan sertifikasi ini para pembudidaya diharapkan dapat meningkatkan pemahaman terhadap akses permodalan ke perbankan atau sumber pembiayaan lainnya secara maksimal.
“Peningkatan permodalan akan mendorong peningkatan produksi dan diikuti dengan peningkatan kualitas produksi yang memenuhi standar,” ujarnya lewat keterangan resmi yang diterima Bisnis, Senin (9/3).
Dia menambahkan bila jumlah dan kualitas produksi perikanan budidaya meningkat, bisnis ini akan dipercayai dunia perbankan serta mampu meningkatkan kesejahteraan pembudidaya.
Menurutnya, hal ini sejalan dengan kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam meningkatkan level pembudidaya dari pekerja buruh menjadi pengusaha.
Slamet mengatakan selama ini masalah agunan sering dijadikan alasan penolakan perbankan atau pembiayaan lainnya terkait pengajuan kredit atau pinjaman oleh pembudidaya. Dengan program Sertifikasi Hak Atas Tanah Pembudidaya Ikan (SeHATKAN), dia mengharapkan permasalahan pembiayaan ini dapat teratasi sedikit demi sedikit.
“Melalui penambahan modal maka usaha budidaya ikan dapat berkembang dan kemudian dapat membina dan menjadi mitra bagi pembudidaya-pembudidaya lainnya,” katanya.
Slamet mencontohkan pembudidaya gurame di Kabupayen Banjarnegara, Jawa Tengah, yang telah memperoleh sertifikasi lahan budidaya ini dapat mengakses modal ke perbankan dan mendapatkan tambahan modal sebesar Rp100 juta.
“Ini membuktikan bahwa perbankan sudah percaya bahwa bisnis usaha budidaya perikanan memberikan keuntungan yang tinggi,” ujarnya.
Selama ini, lanjutnya, untuk menghindari kredit macet perbankan dalam bisnis budidaya perikanan, KKP sudah memiliki data kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) yang maju serta memiliki komitmen yang tinggi dalam menjalankan usahanya dan bisa dipercaya.
Pokdakan ini diyakini mampu menjalankan usahanya dengan menggunakan teknologi, memahami keinginan pasar, dan memiliki keinginan untuk mengembangkan usahanya.
Produksi perikanan budidaya sendiri tahun ini ditargetkan mencapai 17,9 juta ton. Untuk mencapai target ini, permodalan merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan.