Bisnis.com, JAKARTA - Terus melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS membuat pelaku usaha televisi berbayar kebingungan. Pasalnya transaksi pembelian konten dilakukan dengan menggunakan mata uang dollar AS.
Marketing and Sales Director Transvison Brando Tengdom menjelaskan, pembelian dan ketentuan harga sebuah konten dalam bisnis televisi berbayar dilakukan melalui penandatanganan kontrak yang dilakukan kedua belah pihak.
Pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi di tengah masa kontrak inilah yang cukup membebani perusahaan. Sebab setiap ada penambahan pelanggan atau pengguna perusahaan harus membeli konten ke pihak penyedia.
"Pembayaran konten mengacu pada nilai tukar rupiah pada saat itu juga, dengan harga yang sudah disepakati dalam kontrak. Artinya pengusaha harus mengeluarkan biaya lebih saat pembelian itu dilakukan di tengah melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS," katanya, Senin (9/3/2015).
Pelemahan rupiah yang terjadi dalam satu bulan terakhir ini, sambungnya, memaksa pihak perusahaan mengeluarkan biaya tambahan sebesar 5%-7% dari harga yang harus dibayar dengan nilai tukar rupiah saat perjanjian kontrak.
“Misalnya saat kontrak nilai tukar rupiah Rp11.500, kalau sekarang rupiah Rp13.00 maka harga konten menggunakan nilai tukar yang Rp13.000. Namun tidak merubah tarif atau harga dollarnya sendiri, hanya perubahan nilai tukar yang membebani kami,” kata Brando.
Rupiah Melemah, Pengusaha TV Berbayar Puyeng
Terus melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS membuat pelaku usaha televisi berbayar kebingungan. Pasalnya transaksi pembelian konten dilakukan dengan menggunakan mata uang dollar AS.n
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Tegar Arief
Editor : Bambang Supriyanto
Topik
Konten Premium