Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Petrokimia Tak Nikmati Penurunan Harga Minyak

Sejak penghujung 2014 harga minyak dunia menukik tajam tetapi industri perantara dan hilir rupanya tak ikut merasakan.
Pekerja mengoperasikan mesin pada uji coba produksi pabrik PT Petrokimia Butadiene Indonesia (PBI) yang berlokasi di komplek pabrik PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP), Cilegon, Banten, Jumat (25/10). Pabrik butadiene pertama di Indonesia berkapasitas produksi 120.000 ton per tahun. /antara
Pekerja mengoperasikan mesin pada uji coba produksi pabrik PT Petrokimia Butadiene Indonesia (PBI) yang berlokasi di komplek pabrik PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP), Cilegon, Banten, Jumat (25/10). Pabrik butadiene pertama di Indonesia berkapasitas produksi 120.000 ton per tahun. /antara

Bisnis.com, JAKARTA - Sejak penghujung 2014 harga minyak dunia menukik tajam tetapi industri perantara dan hilir rupanya tak ikut merasakan.

Pakar Ekonomi Faisal Basri mengatakan sektor perantara dan hilir petrokimia tidak merasakan dampaknya penurunan harga minyak karena rupiah terdepresiasi dolar AS.

Rerata harga minyak West Texas Intermediate dari US$59,29 per barel pada Desember tahun lalu turun ke US$47,33 per barel pada awal 2015. Harga minyak Brent susut menjadi US$13,51 per barel dari US$63,27.

Kondisi tersebut semestinya membawa pengaruh berupa penurunan harga jual petrokimia karena bahan bakunya lebih murah. Tapi hal ini tak cecap industri karena pembelian bahan baku dari dalam maupun luar negeri menggunakan dolar dan rupiah tengah melemah terhadap dolar AS.

"Padahal salah satu ujung tombak manufaktur adalah petrokimia," ucap Faisal.

Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan kebijakan pengembangan industri petrokimia selama ini dilakukan dengan pendekatan klaster industri. Tujuannya untuk mengintegrasikan rantai nilai industri hulu, perantara, dan hilir serta melibatkan pengguna akhir.

Terdapat tiga klaster industri petrokimia yang ada, yaitu berbasis minyak bumi di Cilegon dan Balongan; berbasis gas bumi di Bontang, Kalimantan Timur; dan berbasis minyak bumi aromatik di Tuban, Jawa Timur.

"Berbagai kebijakan dilakukan pemerintah untuk dukung industri petrokimia yang tangguh, seperti pengmanan bahan baku, harmonisasi tarif, insentif pajak dan lainya," ucap Saleh.

Menurutnya penghiliran industri penting bagi penguatan struktur industri dalam rangka peningkatan daya saing dan kemandirian industri petrokimia. Beberapa program penghiliran industri petrokimia diupayakan melalui penghiliran petrokimia berbasis migas, batu bara, dan biomassa. []


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper