Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Elpiji 3 Kg Langka, Pertamina Siap Tambah Pasokan

PT Pertamina (Persero) siap menambah pasokan elpiji 3 Kg yang mengalami kelangkaan di sejumlah daerah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Bisnis.com, JAKARTA--PT Pertamina (Persero) siap menambah pasokan elpiji 3 Kg yang mengalami kelangkaan di sejumlah daerah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan sesuai penugasan, Pertamina berusaha untuk memastikan kecukupan suplai elpiji 3 Kg yang merupakan bahan bakar bersubsidi. Pertamina, imbuh Dwi, juga berusaha untuk mengendalikan tingkat harga di level konsumen.

"Kalau ada informasi kekurangan pasok ya kita akan segera bereaksi untuk memenuhinya," ujar Dwi di kantor Wapres, Selasa (24/2).

Hal tersebut diungkapkan Dwi menanggapi kelangkaan elpiji 3 Kg yang terjadi di sejumlah daerah, antara lain di Bogor, Depok, dan Bekasi. Seiring kelangkaan, harga elpiji 3 Kg juga dikabarkan mengalami kenaikan Rp1.000-2.000/tabung dari harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan.

"Begitu mulai ada informasi kekurangan pasok ya kita langsung inputkan pada kawan-kawan di marketing untuk bisa disuplai, sejauh ini tidak ada masalah," katanya.
 
Dwi menegaskan pasokan elpiji 3 Kg di kota-kota besar, seperti Bogor, Depok, dan Bogor, seharusnya tidak boleh terjadi. Pertamina pun siap menambah pasokan sesuai kebutuhan.

"Ya menambah pasokan. Belum ada perhitungan, pokoknya sesuai kebutuhan saja," tegasnya.

Mantan Dirut PT Semen Indonesia Tbk. ini menilai wajar apabila terjadi migrasi konsumen dari elpiji 12 Kg ke elpiji 3 Kg. Pasalnya, sesuai roadmap Pertamina, harga elpiji 12 Kg yang merupakan bahan bakar nonsubsidi akan terus merangkak naik mendekati harga keekonomian elpiji.

Ditambah lagi, distribusi elpiji 3 Kg dilakukan secara terbuka, sehingga produk subsidi itu bisa dibeli masyarakat secara bebas.

"Selama peruntukan 3 Kg itu bisa dibeli oleh semuanya dan ada perbedaan harga, wajar saja orang beralih dari 12 Kg ke 3 Kg. Jadi, ya itu adalah konsekuensi dari kebijakan yang ditetapkan," kata Dwi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ana Noviani
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper