Bisnis.com, JAKARTA— Bank sentral Korea Selatan mempertahankan suku bunga acuannya di tingkat 2% di tengah tren perang nilai tukar yang dilakukan oleh berbagai otoritas moneter di seluruh dunia.
Bank of Korea (BoK) pagi ini mengumumkan suku bunga Korea Selatan di tingkat 2%. Langkah tersebut sesuai dengan prediksi seluruh ekonom yang disurvei Bloomberg.
Gubernur BoK, Lee Ju Yeol mengatakan komite memutuskan tidak memangkas suku bunga karena besaran suku bunga saat ini tidak menghambat kinerja perekonomian Korsel. Asumsi tersebut berdasarkan keberhasilan ekonomi Korea memenuhi target pertumbuhan pada Januari.
BoK, dalam rilisnya, menyatakan indikator lain yang mendasari kebijakan mempertahankan suku bunga adalah lonjakan tingkat utang rumah tangga.
“KPR dan kredit rumah tangga lain terus naik dalam tingkat yang jauh lebih besar dibandingkan tahun lalu,” papar rilis tersebut.
BoK menambahkan inflasi diperkirakan masih akan bertahan rendah hingga pertengahan tahun dan baru mulai bergerak naik bertahap di semester II/2015.
Analis Daewoo Securities, Yoon Yeo Sam, mengatakan BoK pasti menurunkan suku bunga dalam beberapa waktu ke depan.
“Sulit bagi BoK mempertahankan prediksi yang terlalu optimistis atas pemulihan ekonomi di saat proyeksi kuartal I/2015 tidak begitu bagus.”
Prediksi pasar terhadap perekonomian Korsel cenderung pesimistis. Hal tersebut ditunjukkan oleh yield obligasi pemerintah yang anjlok 1,94% dari 3% ke 2,07% sepanjang Februari, sedangkan won jatuh 0,9% ke 1.100,83 per dolar AS pada periode yang sama.