Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Singkronisasi BBM dan Ongkos Angkut Memudahkan Pengusaha Jaga Stabilitas Harga

Perhitungan resiprokal antara pergerakan harga bensin dan biaya transportasi diyakini lebih memudahkan pengusaha.

Bisnis.com, JAKARTA—Perhitungan resiprokal antara pergerakan harga bensin dan biaya transportasi diyakini lebih memudahkan pengusaha.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman mengatakan ketika BBM turun, ongkos angkut otomatis mengikuti tanpa perlu perdebatan kusir yang berujung dengan penolakan sektor transportasi.

Namun Gapmmi mengaku apabila penghitungan saling berbalas antara dua aspek itu diterapkan tetap tak mengubah harga makanan dan minuman (mamin) olahan. Produk mamin industri justru harus dijaga kestabilannya. Tapi ketika biaya transportasi susut, pengusaha lebih mudah mengkompensasikannya.

"Kalau ada penurunan signifikan biasannya kami akan memberi insentif kepada toko dan supermarket, sehingga harga di konsumen [akhirya tetap terhitung] turun. Misalnya, setiap pembelian sepuluh diberikan gratis satu," ucap Adhi menjawab Bisnis.com, akhir pekan ini.

Porsi biaya transportasi sekitar 4% - 8% dari harga mamin olahan. Pengusaha merasa sangat kerepotan jika harga jual produk ini berfluktuasi seperti halnya pangan segar. Pasalnya untuk menghasilkan kesepakatan harga baru dengan pasar swalayan butuh negosiasi setidaknya sebulan.

Pembahasan harga mamin baru yang berlaku mulai Januari 2015 baru ditetapkan pada Desember 2014. Rerata kenaikan produk mamin olahan pada awal tahun ini sebesar 5%. Tapi baru saja harga naik lantas harga BBM bersubsidi turun.

Dengan kondisi yang ada Gapmmi hendak menegaskan tidak pernah ada kartel harga di industri mamin. Asumsi kartel dapat muncul karena sejalan dengan penurunan harga BBM, harga produk mamin olahan tak ikut susut.

"Asosiasi ini tidak pernah bicara ke anggota mengenai harga. Prinsipnya, kami dukung pemerintah bagaimana agar harga turun semaksimal mungkin," kata Adhi yang juga menjabat sebagai Direktur PT Niramas Utama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper