Bisnis.com, SURABAYA - Kepala Bagian Operasional Damri Surabaya Purwanto membenarkan adanya rencana pemangkasan komisi bagi sopir, sebab perusahaan terus tekor seiring dengan makin sepinya penumpang. Namun, dia enggan mengungkap berapa nilai kerugian itu.
Dia menggambarkan belakangan ini jumlah penumpang bus Damri di wilayah kerjanya hanya sekitar 8.000 orang/hari. “Tiap tahun, jumlah penumpang terus berkurang sekitar 1.000 orang,” katanya, Selasa (2/2/2015).
Berdasarkan data Damri Surabaya, total armada yang mereka miliki di Kota Pahlawan adalah 254 bus dengan jumlah karyawan 576 jiwa. BUMN transportasi itu melayani sekitar 7 rute di wilayah Surabaya dan sekitarnya.
Secara terpisah, koordinator aksi mogok Damri Surabaya pada awal pekan ini, Frans A. Sinsu menjelaskan para sopir memprotes kebijakan Pemkot Surabaya untuk menghapus pemberian jatah 10 tiket penumpang sebagai tambahan pendapatan bagi sopir dan kernet.
“Kami menuntut gaji layak dan komisi yang sekarang dipotong lagi. Kalau tuntutan ini tidak dipenuhi, kami akan terus mogok dan berkumpul di [Jagir]. Aksi mogok tidak hanya untuk bus jalur Surabaya, tapi juga Sidoarjo-Tanjung Perak, dan Bungurasih-Osowilangun.”
Menurut pengakuannya, selama ini sopir bus Damri Surabaya dengan golongan II C hanya diupah Rp2 juta/bulan, meski telah mengabdi selama belasan tahun. Angka tersebut, menurut klaimnya, sudah mencakup tunjangan.
Dari jumlah tersebut, ujarnya, setiap sopir Damri seharusnya menerima tambahan komisi sebesar 20% dari gaji pokok setiap harinya. Namun, jatah fee tersebut kini dipangkas 10%. “Harusnya kami itu terima UMK plus [tambahan komisi] 20%.”