Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi Industri Komponen Elektronik Diperkirakan Capai Rp39,4 Triliun

Kemenperin memproyeksikan investasi komponen di industri elektronik dan telematika tahun ini mencapai Rp39,4 triliun.
Sebuah pameran produk elektronik. /jibiphoto
Sebuah pameran produk elektronik. /jibiphoto

Bisnis.com, JAKARTA -- Kemenperin memproyeksikan investasi komponen di industri elektronik dan telematika tahun ini mencapai Rp39,4 triliun.

Direktur Industri Elektronik dan Telematika Kemenperin Ignatius Warsito mengatakan nilai itu lebih lebih besar ketimbang prognosa investasi pada tahun lalu sebesar Rp37,6 triliun.

Sejalan dengan perkembangan bisnis pemanufaktur elektronik, sektor penunjang juga harus tumbuh. Perindustrian menginginkan setidaknya dalam lima tahun industri komponen di sektor ini tumbuh 15%.

"Industri penunjang tier pertama sampai ketiga yang diharapkan memiliki nilai tambah besar, penyerapan tenaga kerjanya juga besar di ketiga tier ini," katanya kepada Bisnis, Selasa (27/1/2015).

Kemenperin mencatat tier pertama kini baru diisi empat perusahaan dengan penyerapan tenaga kerja sekitar 8.000 orang. Pengusaha di level ini memproduksi komponen aktif dan pasif, seperti IC, LCD, dan modul.

Industri penunjang di lapisan kedua diisi lima perusahaan yang mempekerjakan sekitar 9.000 orang. Pada tataran tier ini produk yang dihasilkan adalah komponen elektronik mekanis, semisal kompresor dan eksporator.

Populasi perusahaan terbanyak berada pada tier ketiga mencapai 228 produsen komponen elektronik dengan 57.000 tenaga kerja. Mereka menghasilkan komponen-komponen yang lebih kecil. Industri tier 1 - 3 ini menyuplai komponen kepada 16 pemanufaktur.

"Komponen utama tetap dipegang mother company. Ini tantangan Indonesia, untuk menumbuhkembangkan industri penunjang tier 1 dan 2 yang mampu memproduksi itu," ucap Warsito.

Guna merangsang perkembangan industri penunjang elektronik, Kemenperin mengarahkannya seperti industri telepon selular. Industri domestik tidak hanya menggarap komponen keras tetapi juga perangkat lunak melalui pengembangan smarthouse.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Setyardi Widodo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper