Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perum Damri Bali Kelola BRT Trans Sarbagita

Pemprov Bali memberikan izin kepada Perum Damri untuk mengelola layanan bus rapid transportation atau BRT Trans Sarbagita di koridor yang saat ini belum beroperasi.
Pemprov Bali memberikan izin kepada Perum Damri untuk mengelola layanan bus rapid transportation atau BRT Trans Sarbagita di koridor yang saat ini belum beroperasi./JIBI
Pemprov Bali memberikan izin kepada Perum Damri untuk mengelola layanan bus rapid transportation atau BRT Trans Sarbagita di koridor yang saat ini belum beroperasi./JIBI

Bisnis.com, DENPASAR -- Pemprov Bali memberikan izin kepada Perum Damri untuk mengelola layanan bus rapid transportation atau BRT Trans Sarbagita di koridor yang saat ini belum beroperasi.

Kepala Dinas Perhubungan dan Informatika Bali I Ketut Artika menjelaskan keputusan badan usaha milik negara (BUMN) terlibat dalam pengelolaan, karena pertimbangan guna meningkatkan layanan.

"Selama ini, program Trans Sarbagita dibantu pusat untuk bantuan armada, dengan ikutnya Damri berarti layanan akan lebih optimal," jelasnya, Selasa (20/1).

Dia mengungkapkan pada tahap awal, rute yang akan dikelola adalah Koridor Mengwi-Benoa, karena merupakan jalur prioritas dengan jumlah calon penumpang cukup banyak. Adapun untuk merealisasikan rute itu, Damri diharapkan mampu menyediakan sebanyak 30 unit armada seperti yang sudah direncanakan sejak 2014.

Lebih lanjut dijelaskan, ke depannya perusahaan yang mengelola bus tersebut dapat mewujudkan sisa koridor yang hingga saat ini belum terbangun.

Dia mengatakan‎ keputusan pusat akan sangat membantu meringankan beban pemprov Bali. Pasalnya, mereka harus mensubsidi Rp13 miliar untuk biaya operasional di 2 koridor yang saat ini beroperasi, karena pendapatan yang dihasilkan dari rute itu hanya Rp2,5 miliar per tahun.

Kendati akan dikelola pusat, Bali dan pemerintah kabupaten memastikan akan tetap membangun infrastruktur berupa shelter dan kendaraan pengumpan.

Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia Rai Ridhata mendukung siapapun pihak yang akan mengelola Trans Sarbagita. Pasalnya, saat ini layanan bus bantuan dari pusat itu terkesan tidak digarap dengan baik, karena jumlah armada minimal dan rutenya baru menghubungkan antara jalur Utara-Selatan, dan Timur -Selatan. 

"Bagian Selatan-Barat itu belum dihubungkan, padahal banyak masyarakat seperti di Tabanan bekerja di Badung [Selatan]," tuturnya.

‎Dia meminta agar Damri segera merealisasikan koridor yang belum terbangun supaya dapat melayani masyarakat. Menurutnya, pembangunan koridor tersisa sangat dibutuhkan karena akan mengurangi kemacetan lalu lintas di wilayah selatan Bali.

Sebagai gambaran, ‎Trans Sarbagita dibangun pada 2011 dengan konsep mirip Trans Jakarta. Rencananya layanan ini akan melayani angkutan lintas kabupaten Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan dengan total sebanyak 15 koridor.

Seluruh koridor itu akan dilayani dengan total 400 unit bus, atau setiap koridor minimal 15 unit bus.‎ Namun, hingga akhir 2014, hanya 2 koridor terbangun, yakni Batubulan-Nusa Dua dan Denpasar-Garuda Wisnu Kencana dengan armada 25 unit bus yang dikelola Pemprov Bali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Feri Kristianto

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper