Bisnis.com, JAKARTA - Operasi pencarian pesawat AirAsia QZ8501 membuahkan hasil di hari ketiga operasi 30 Desember.
Tim gabungan pencari dan penyelamat (search and rescue/SAR) yang dikoordinasi Basarnas menemukan bagian pesawat AirAsia QZ8501 berikut sejumlah jenazah di Selat Karimata, dekat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meninjau langsung lokasi penemuan, memerintahkan Basarnas melakukan operasi gabungan untuk mengevakuasi penumpang dan awak pesawat.
Pesawat Airbus 320-200 dengan nomor penerbangan QZ8501 dan nomor registrasi PK-AXC itu dinyatakan hilang 28 Desember pukul 07.24 WIB di atas Laut Jawa dalam penerbangan dari bandara Juanda Surabaya menuju Bandara Changi Singapura.
Tercatat ada 162 penumpang dan kru pesawat naas tersebut dengan rincian, 155 penumpang dan 7 awak pesawat terdiri dari 1 pilot, 1 ko-pilot, 4 pramugari/pramugara, 1 teknisi.
Namun dalam daftar manifest yang diterima Kementerian Perhubungan, total penumpang AirAsia Qz8501 berjumlah 177 orang.
Berikut ini daftar manifest penumpang AirAsia QZ8501: klik DAFTAR MANIFEST
Berikut ini ciri-ciri jenazah yang berhasil diidentifikasi tim Basarnas di atas KRI Bung Tomo:
Ciri Jenazah Atas Nama Hayati Lutfiah:
- Usia di atas 40 tahun
- Celana jeans biru
- Mengenakan kaos hitam
- Rambut hitam panjang
- Dua gelas emas di tangan kanan
- Dua cincin emas di jari tangan kiri
- Memakai kalung emas
- Mengenakan sepatu cokelat
- Tinggi badan 160 centimeter
- Kartu nama Hayati Lutfiah, Tegalsari, Surabaya
Ciri Jenazah Lelaki
- Ada bekas luka
- Wajah tidak dikenali
- Punggung belakang luka terkelupas
- Tinggi badan 160 centimeter
sumber: Metro TV
Berdasarkan keterangan pihak Basarnas kepada Metro TV, dari sejumlah penumpang yang sudah dievakuasi ke kapal KRI Bung Tomo, beberapa diantaranya berhasil diidentifikasi yakni Hayati Luthfiah asal Tegalsari, Surabaya, Khairunisa Haidar Fauzi, pramugari, Kevin.
Berdasarkan taksiran Reuters, asuransi pesawat AirAsia QZ8501 ditaksir sekitar US$100 juta atau sekitar Rp1,2 triliun, sekitar US$27 juta diantaranya untuk pembayaran klaim kepada penumpang.
Dari jumlah untuk penumpang tersebut, setiap penumpang diperkirakan mendapat santunan US$165.000 atau sekitar Rp1,98 miliar dengan asumsi kurs rupiah Rp12.000/US$.(miftahul ulum)
Hingga hari ke-4 pencarian, Tim SAR gabungan melakukan evakuasi terhadap enam jenazah korban jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501 yang ditemukan di perairan sekitar Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
"Pagi ini yang ditemukan, sudah dievakuasi tiga jenazah. Jadi sementara ini enam jenazah. Saat ini masih di kapal (KRI Bung Tomo)," kata Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas), FH Bambang Soelistyo. (ant/yus)
Rahmat dan Fendi, dua warga Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, menjadi saksi mata penting dari penemuan lokasi jatuhnya AirAsia QZ8501 yang dinyatakan hilang sejak 28 Desember dalam penerbangan rute Surabaya-Singapura.
Badan SAR Nasional menjadikan kesaksian Rahmat dan Fendi sebagai salah satu rujukan menemukan lokasi jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501.
Ini kesaksian Rahmat dan Fendi: PENGAKUAN SAKSI MATA
I Gusti Nyoman Kertiyasa, keluarga dari korban bernama I Gusti Made Bobi Sidharta, di Jalan Sidomulyo, Kelurahan Kanigoro, Kota Madiun, Jawa Timur, berharap semua penumpang bisa segera ditemukan.
Sesuai informasi, Bobi Sidharta bersama istrinya Donna Indah Nurwatie beserta kedua anaknya, I Gusti Ayu Priyana Permatasari Sidharta dan I Gusti Ayu Keisha Putri Sidharta, tercantum dalam daftar penumpang pesawat nahas tersebut.
Bobi selama ini berdomisili di Kota Malang.(ant/yus)
Menurut rencana, jenazah korban akan dibawa ke Pantai Kubu, kemudian diangkut ke bandara untuk diterbangkan ke Surabaya.(ant/yus)
Tim evakuasi korban mulai bergerak sekitar pukul 06.00 WIB dari Pantai Kubu menuju lokasi penemuan korban diperkirakan membutuhkan waktu tempuh sekitar tiga jam lebih.(ant/yus)
Perusahaan asuransi global, Allianz berkomitmen membayar hak asuransi kepada keluarga korban penumpang AirAsia QZ8501.
Berapa besaran asuransi dan hak-hak lainnya yang akan didapatkan para keluarga korban? Simak ulasannya di sini: HAK ASURANSI
(foto: bbccouk)
Evakuasi jenazah korban di perairan Selat Karimata, Kalimantan Tengah, terhambat akibat cuaca buruk di laut.
"Evakuasi sangat sulit karena gelombang tinggi dan tiupan angin yang kencang. Bahkan saat mau mengambil mayat itu sulit karena licin dan bila dipaksakan maka heli yang kami tumpangi menjadi sasaran gelombang," kata Direktur Operasi Basarnas, Supriadi di Pangkalan Bun, Selasa (30/12/2014).(ant/yus)