Bisnis.com, JAKARTA – Ketersediaan sapi potong dalam negeri memasuki masa kritis setelah Badan Pusat Statistik melansir motivasi 75,75% usaha rumah tangga yang memelihara sapi potong bertujuan untuk mengembangbiakan sapi, bukan memperdagangkannya.
Hal tersebut diperparah dengan data Jumlah RT pemelihara sapi potong mencapai 5.078.979 usaha, tetapi mayoritas RT sebesar 66,34% hanya memelihara sapi sebanyak 1-2 ekor.
RT yang memelihara sapi sebanyak 3-9 ekor hanya 28,83% dari keseluruhan RT, sedangkan 4,83% RT memelihara sapi lebih atau sama dengan 10 ekor. Sementara itu, populasi sapi potong mencapai sekitar 12,32 juta ekor saat ini.
Dalam sensus tersebut juga dinyatakan RT pemelihara sapi potong tidak rutin menjual hasil ternaknya atau pada saat tertentu 82,39%. Adapun, 52,34% di antaranya menjual sapi hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja.
Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin mengatakan faktor-faktor itu membuat pasokan daging sapi potong dalam negeri yang dijual ke pasar menjadi sedikit.
Dia mengatakan RT pemelihara sapi potong cenderung tidak menyuplai kebutuhan pasar meskipun harga sedang tinggi atau mereka membutuhkan uang.
“Karena mayoritas menjual saat memenuhi (keperluan) pribadi saja. Misalnya sunatan, wisuda, kawinan,” katanya dalam Konferensi Pers Hasil Sensus Pertanian 2013, Selasa, (23/12/2014).
Menurutnya, masalah ini harus menjadi perhatian pemerintah, mulai dari sisi produksi sampai tata niaga agar daging sapi dalam negeri tepat sasaran memenuhi kebutuhan masyarakat.
SAPI POTONG : Ketersediaan Daging Terancam
Ketersediaan sapi potong dalam negeri terancam setelah Badan Pusat Statistik melansir motivasi 75,75% usaha rumah tangga sapi potong bertujuan untuk mengembangbiakan sapi, bukan memperdagangkannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Irene Agustine
Editor : Martin Sihombing
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
9 jam yang lalu
Bos Eramet Buka-bukaan Soal RI Batasi Pasokan Nikel
11 jam yang lalu
Sederet Saran dari Ekonom untuk Lompatan Pertumbuhan Ekonomi RI
14 jam yang lalu