Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah berencana memberikan insentif bagi industri berorientasi ekspor di tengah tren pelemahan rupiah.
Presiden Joko Widodo ingin momentum pelemahan rupiah terhadap dolar AS dimanfaatkan untuk mendorong kinerja industri berorientasi ekspor.
Pernyataan itu disampaikan dalam pembukaan rapat terbatas bidang perekonomian pada Rabu (18/12/2014) di Kantor Presiden.
Presiden mengatakan dampak lonjakan nilai dolar AS terhadap rupiah sebetulnya relatif lebih kecil dibandingkan dengan mata uang lain, khususnya rubel Rusia dan yen Jepang.
Namun, kondisi tersebut tetap harus ditanggapi pemerintah dengan kebijakan yang terkoordinasi dengan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan.
Jokowi menambahkan pemerintah bahkan harus memanfaatkan momentum penguatan nilai dolar untuk memacu kinerja industri berorientasi ekspor.
Dia meminta para menteri ekonomi menyusun insentif khusus bagi industri-industri tersebut agar mereka bisa mengambil keuntungan maksimal dari nilai dolar yang tinggi.
"Industri harus didorong, harus diberikan instentif agar industri orientasi ekspor bisa bergerak lebih cepat hingga bisa mengambil keuntungan dari pelemahan rupiah ini," kata Presiden.
Rapat terbatas bidang perekonomian dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menko Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Menteri Perencanaan Pembangunan/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago, dan beberapa menteri lain.