Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenperin Resmikan Pabrik Pertama PT DSI di Surabaya

Pabrik pertama PT Dywidag-Systems International (DSI) yang memproduksi friction bolt, yakni bahan yang digunakan untuk menahan dinding tambang bawah tanah diresmikan Kementerian Perindustrian.
Ilustrasi/Jibi
Ilustrasi/Jibi

Bisnis.com, SURABAYA - Pabrik pertama PT Dywidag-Systems International (DSI) yang memproduksi friction bolt, yakni bahan yang digunakan untuk menahan dinding tambang bawah tanah diresmikan Kementerian Perindustrian.

"Kami mengucapkan selamat atas pembukaan pabrik pertama ini. Perusahaan ini akan menciptakan nilai tambah, baik terhadap industri pertambangan, maupun perekonomian," kata Dirjen Basis Industri Manufaktur Kemenperin Harjanto, saat memberikan sambutannya pada acara peresmian pabrik tersebut di Gresik, Jatim, Selasa (9/12).

Harjanto mengatakan, pendirian pabrik dengan nilai investasi Rp60 miliar tersebut, berkaitan dengan kesepakatan pemerintah yang meminta PT Freeport Indonesia untuk memperbanyak pengadaan dari dalam negeri.

"Nilai pengadaan Freeport kurang lebih 1,2 miliar dolar AS. Itu pemerintah berharap ada 'spending' yang diberikan untuk Indonesia. Kami maunya ada 'local procurement, local content', sehingga bisa menyerap lapangaan kerja," ujar Harjanto.

Menurut dia, produk yang dibuat DSI dengan teknologi Jerman tersebut belum dapat disediakan oleh industri dalam negeri, sehingga pemerintah menganggap pembangunan pabrik ini penting bagi industri pertambangan ke depan.

Sementara itu, CEO PT DSI Patrik Nolaker mengatakan, kapasitas produksi pabrik seluas 2,5 hektar tersebut mencapai 1,2 juta friction bolt per tahun dengan tipe panjang yang berbeda, yaitu untuk friction bolt sepanjang 2,4 meter dan 3 meter.

Patrik Nolaker mengatakan, pasar terbesar DSI saat ini adalah PT Freeport Indonesia yang mencapai 75 persen, dan sisanya diproduksi untuk empat perusahaan lain, termasuk PT Aneka Tambang.

"Dengan adanya permintaan dari Freeport, merupakan suatu keuntungan bagi kami, yang membuat produk kami dapat masuk ke pasar Indonesia," ucap Patrik.

Ia menilai, pertambangan bawah tanah di Indonesia berkembang baik dan ia berharap pendirian pabrik tersebut akan semakin lancar, sehingga rencana perusahaan untuk ekspansi pabrik dapat terealisasi.

"Pendirian pabrik pertama pasti tantangannya lebih besar. Kami akan berbicara soal ekspansi sekitar beberapa juta dolar ke depannya," ujarnya. (Antara)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper