Bisnis.com, YOGYAKARTA – Produksi padi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada tahun ini diperkirakan menyusut sebanyak 41.113 ton gabah kering giling (GKG) karena berkurangnya luas panen dan penyusutan produktivitas.
Berdasarkan data yang dilansir oleh Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, keseluruhan produksi padi sawah dan ladang di DIY pada 2014 diperkirakan hanya mencapai 880.711 ton GKG.
Jika dibandingkan dengan produksi pada 2013 yang mencapai 921.824 ton, maka terjadi penyusutan sebanyak 41.113 ton atau sebesar 4,46%.
Mengacu pada data, salah satu faktor penyebab turunnya produksi padi lantaran luas panen yang terdiri dari sawah dan ladang menyusut sebanyak 6.401 hektare.
Pada tahun lalu, luas panen padi sawah dan ladang di DIY mencapai 159.266 hektare. Tahun ini, luas panen padi diperkirakan hanya mencapai 152.865 hektare atau turun sebesar 4,02%.
Di sisi lain, terjadi pula penurunan produktivitas sebesar 0,27 ku/ha dari sebelumnya 57,88 ku/ha menjadi 57,61 ku/ha.
Kepala Dinas Pertanian DIY Sasongko mengatakan musim kemarau berkepanjangan yang melanda DIY telah menyebabkan terjadinya pergeseran pola tanam padi. Pergeseran pola tanam tersebut, ujarnya, berdampak pula terhadap pergeseran masa panen.
“Karena kemarau panjang, sejak Juni atau Juli tidak ada hujan lagi, masa tanam mundur dan panennya juga mundur. Seharusnya bisa dipanen pada 2014 ini, baru bisa terjadi pada 2015,” ujarnya kepada Harian Jogja, Rabu (5/11).
Penurunan produksi terutama terjadi pada komoditas padi sawah yang turun sebesar 41.338 ton atau sebesar 5,73% dari 721.674 ton GKG pada tahun lalu menjadi diperkirakan hanya sebesar 680.336 ton GKG pada tahun ini.