Bisnis.com, DENPASAR - Harga kopi jenis arabika hasil perkebunan rakyat di tingkat petani di Kabupaten Bangli, Karangasem dan Badung, Provinsi Bali mengalami kenaikan menjadi Rp52.500 per kilogram.
Kenaikan periode 24 Oktober 2014 jika dibandingkan awal Januari 2014 yang hanya Rp34 ribu per kilogram, kata Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bali I Dewa Made Buana Duwuran di Denpasar, Jumat (24/10/2014).
"Petani memproduksi buah kopi yang berkualitas sehingga harga terus merangkak dan hampir setiap bulan mengalami kenaikan sesuai mekanisme pasar," ucapnya.
Harga kopi arabika maupun robusta di daerah ini selama 2014 memang terus mengalami kenaikan, termasuk hasil budi daya lainnya seperti kakao, vanili, jambu mete dan tembakau yang semuanya sudah memasuki pasar ekspor.
Petani kebun Pulau Dewata mampu memproduksi hasil perkebunan berkualitas sehingga menembus pasar ekspor, terutama kopi produksi Kintamani dan Bangli menembus ke pasar Jepang, Taiwan disamping memenuhi permintaan konsumen asal negara Eropa.
Berkat kerja keras para pebun di daerah ini dalam berproduksi sehingga menghasilkan matadagangan sesuai permintaan pasar, perolehan devisa dari kopi pun mampu menembus angka US$1 juta selama Januari-Agustus 2014 hasil pengapalan 117 ton.
Sesuai catatan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali, perolehan devisa salah satu hasil perkebunan ini naik hingga 757% dari periode yang sama 2013 hanya menghasilkan US$92.000, sedangkan volume naik 1.069% dari pengapalan 10 ton tahun lalu.
Perdagangan Kakao ke pasaran mancanegara juga mulai menggeliat dengan mengapalkan sebanyak 1.059 ton bernilai US$978.000 selama 8 bulan pertama 2014 dan hanya perdagangan vanili mengalami kemerosotan tajam akibat produksi kurang.
Kedua jenis hasil perkebunan tersebut menyebabkan perolehan devisa dari sektor perkebunan di Bali mampu menembus US$1,7 juta pada Januari-Agustus 2014, naik 95% dibandingkan periode sama 2013 hanya US$907.000.
Dewa Made Buana Duwuran menyebutkan kakao hasil perkebunan rakyat Bali yang mulai memasuki pasar ekspor memberikan andil besar dari perolehan devisa tersebut bahkan lebih tinggi dari pada Kopi yang sudah lama menggeliat ke pasar ekspor.
Harga yang dinikmati masyarakat pedesaan pun mengalami kenaikan dari Rp32.800 pada Januari lalu menjadi Rp36.300/kg hingga perioda 24 Oktober 2014. Penambahan nilai jual tersebut cukup berarti bagi masyarakat pekebun di daerah ini.