Bisnis.com, JAKARTA— Kementerian Perindustrian mencatat secara keseluruhan kini terdapat 24 rencana pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian hasil tambang atau smelter.
Proyek-proyek tersebut ada yang beroperasi sejak 2013 dan 2014 tetapi sebagian besar belum beroperasi. Rencana operasi tercepat pada 2017, yang lain mulai 2018 dan 2019.
"Smelter-smelter itu sekarang ada yang sudah konstruksi, sedang groundbreaking , proyek percontohan, feasibility study, dan ada yang sudah konstruksi," ujar Dirjen Basis Industri Manufaktur Kemenperin Harjanto, Selasa (21/10/2014).
Adapun enam rencana proyek smelter besi dan baja berkapasitas total 6,40 juta ton dengan investasi senilai US$5,62 miliar (enam proyek). Ada pula smelter tembaga dengan total kapasitas 780.000 ton bernilai US$7,5 miliar (empat proyek).
Untuk pabrik pengolahan alumina secara keseluruhan dapat memproduksi 10,40 juta ton senilai US$8,5 miliar (lima proyek). Investasi terbesar ada pada smelter nikel mencapai US$13,86 miliar (sembilan proyek), tetapi total kapasitas hanya 2,31 juta ton.