Bisnis.com, JAKARTA--Ketua Dewan Hortikultura Nasional Benny Kusbini mengatakan potensi pasar florikultura dalam dan luar negeri sangat besar. Menurutnya, permintaan masyarakat terhadap bunga terus meningkat seiring dengan peningkatan masyarakat kelas menengah.
Pada 2020, diperkirakan akan naik hingga 80 juta [kelas menengah]. Sekarang trennya membutuhkan bunga untuk kasih ke orang, lalu di berbagai kantor juga sekarang pakai bunga untuk hiasan, termasuk untuk wedding, ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Senin (20/10/2014).
Selain dalam negeri, lanjutnya, pasar ekspor juga sangat menjanjikan. Menurutnya, permintaan bunga dari negara lain, seperti Jepang sangat besar.
Namun, dia mengatakan sektor florikultura ini masih mengalami kendala dalam hal ketersediaan suplai. Menurutnya, produksi florikultura masih sangat kurang untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat tersebut.
Ini masalah suplai. Meski double pun potensi kekurangannya masih besar, katanya.
Oleh karena itu, dia menekankan pemerintah baru perlu membangun kawasan khusus florikultura guna meningkatkan produksi. Selain itu, infrastruktur, bibit, dan outlet yang baru pun perlu dikembangkan.
Dalam menanggapi pasar ekspor, Benny mengatakan pemerintah perlu mensubsidi transportasi untuk mengekspor florikultura tersebut.
Misalkan pemerintah kasih subsidi kalau mau menerbangkan produk florikultura ini ke negara lain. Thailand sudah seperti itu, ujarnya.
Menurut Benny, produk florikultura yang memiliki potensi besar adalah mawar, melati, dan sedap malam. Dia menekankan potensi pasar ini harus terus dikembangkan.
Sementara itu, Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Hasanuddin Ibrahim mengatakan florikultura adalah salah satu pasar yang harus digarap secara sistematis.
Pasar florikultura dunia itu nilainya mencapai US$125 miliar. Kalau kita merebut 5% saja pasar dunia bunga, maka akan menghasilkan US$7 miliar atau setara dengan impor gandum, ujarnya.
Menurutnya, saat ini nilai ekspor florikultura masih sekitar US$25 Juta. Perlu 30 kali lipat lagi untuk dapat mencapai angka US$7 miliar yang menjadi target tersebut.
Besarnya pasar ekspor florikultura, lanjutnya, membuat komoditas ini perlu ditingkatkan kembali produksinya. Dia mengatakan peningkatan produksi ini tentunya membutuhkan waktu.
Selain pasar ekspor, dia juga mengatakan pasar dalam negeri untuk florikultura juga menjanjikan. Pasalnya, permintaan komoditas ini naik karena pertumbuhan kelas menengah yang juga meningkat.
20% dari total masyarakat atau sebesar 50 juta jiwa merupakan kalangan menengah. Sekarang sudah berkelas. Kalau kasih ke orang tidak cukup kue, tetapi juga dengan bunga, termasuk untuk wedding. Pilihannya sudah bagus-bagus, ujarnya.