Bisnis.com, JAKARTA - Koordinator Pokja Sawit Aliansi untuk Desa Sejahtera Ahmad Surambo mengatakan pemerintah perlu mengembangkan energi alternatif biofuel berbasis usaha rakyat sehingga memberikan keuntungan untuk petani kecil.
"Biofuel ini sangat menarik bila pemerintah mau mengembangkan energi tersebut dengan basis rakyat atau petani dan dengan ini kita punya bahan bakar yang berkelanjutan yang ramah lingkungan," katanya di Jakarta, Kamis (15/10/2014).
Dia mengatakan pemerintah perlu menyiapkan sistem dan teknologi pengolahannya yang dikelola oleh rakyat atau petani sehingga manfaatnya bisa dirasakan langsung.
"Pemerintah harus membuat teknologi pengolahan yang tepat kemudian bisa dimiliki orang banyak dan dikelola langsung oleh rakyat," katanya.
Selama ini sawit dikuasai oleh pemilik kebun-kebun besar dengan demikian bila ada energi alternatif seperti biofuel maka yang paling siap adalah kelompok modal atau pemilik kebun sawit besar.
"Kalau biofuel dikuasi oleh kelompok modal maka sama seperti pindah dari mulut buaya ke mulut harimau," katanya.
Dia berharap pemerintah dapat memperdayakan usaha rakyat dalam mengelola energi alternatif dan bisa dibayangkan bila sudah menyebar ke petani kecil maka akan lahir teknologi energi berbasis kedaulatan rakyat bahkan didesa-desa bisa memproduksi energi sendiri.
"Justru industri energi alternatif dibangun tidak lagi di kota namun harus dibangun desa agar pertumbuhannya merata," katanya.
Berdasarkan data pemerintah, kebutuhan konsumsi energi Indonesia pada 2010 mencapai 3,3 juta barel setara minyak per hari. Diperkirakan 15 tahun kemudian, kebutuhan itu akan menjadi 3 kali lipat atau 7,7 juta barel setara minyak per hari.