Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemantauan Laut: KKP Sebut Indeso Tonggak Sarana Informasi Negara APEC

Kementerian Kelautan dan Perikanan menyatakan program infratructure development for space oceanography (INDESO) akan menjadi sarana pendukung dalam dibuatnya Ocean and Fisheries information Center untuk negara yang tergabung dalam APEC.
Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sharif C Sutardjo (tengah), dalam sebuah kegiatan di Politeknik Kelautan dan Perikanan (Akademi Perikanan) Sidoarjo Jatim, Jumat (4/7/2014)./Antara
Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sharif C Sutardjo (tengah), dalam sebuah kegiatan di Politeknik Kelautan dan Perikanan (Akademi Perikanan) Sidoarjo Jatim, Jumat (4/7/2014)./Antara

Bisnis.com,  JEMBRANA -- Kementerian Kelautan dan Perikanan menyatakan program infratructure development for space oceanography (INDESO) akan menjadi sarana pendukung dalam dibuatnya Ocean and Fisheries information Center untuk negara yang tergabung dalam APEC.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo mengatakan rencananya APEC Ocean and Fisheries information Center (AOFIC) akan menjadi pusat informasi sumber daya kelautan dan perikanan bagi para pelaku usaha perikanan di negara-negara APEC yang akan bermarkas di Perancak, Bali.

"Fasilitas INDESO akan menjadi pendukung utama AOFIC dengan kemampuan deteksi meliputi daerah yang luas secara cepat dan mengulanginya secara periodik dalam siklus waktu relatif singkat,” kata Sharif dalam peninjauan program Indeso, Balai Penelitian dan Observasi Laut (BPOL), Senin, (6/10/2014).

Program Indeso merupakan program yang didesain untuk memantau kondisi perairan Indonesia yang diimplementasikan pada tahun 2012, namun operasionalnya baru dijalankan pada bulan lalu.

Sharif menjelaskan Indeso dapat memantau 3 aktivitas perairan strategis secara real time, yaitu memantau praktek IUU Fishing, memantau migrasi tuna setiap minggu dan mengetahui adanya tumpahan minyak (oil spill) yang dapat mencemarkan lingkungan.

"Praktiknya, pergerakan aktivitas perairan dipantau dari sini, nanti datanya langsung dikirimkan ke direktorat Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (PSDKP)," katanya.

Sharif mengatakan dengan pengelolaan yang baik, tidak menutup kemungkinan potensi kerugian negara akibat IUU Fishing dapat ditekan. "Ada 1,2 triliun  kalo semua potensi ini bisa dikelola dengan benar," kata Sharif.

Kepala Badan Litbang Kelautan dan Perikanan Ahmad Poernomo menjelaskan Indeso juga dapat diaplikasikan untuk pengelolaan sumber daya ikan, pengamatan dan pemantauan cakupan dan kondisi terumbu karang dan hutan bakau.

"Juga pengelolaan pesisir yang terintegrasi dan pengkajian lokasi perairan yang kondusif untuk budidaya rumput laut sampai pengamatan tambak udang dan inventarisir lokasi yang baik untuk tambak," katanya.

Dia menjelaskan, proyek yang berlangsung selama tiga tahun ini mencakup dua kegiatan utama. Pertama, pembangunan infrastruktur ground station/satellite reception dan fasilitas pengolah data.

Kedua, pengembangan infrastruktur computing untuk pemodelan oseanografi dan hayati laut. Keduanya dibangun di BPOL Perancak – Bali, sedangkan sistem basis data sebagai sistem backup (Redundant Database System) dibangun di Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (BalitbangKP) di Jakarta.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Irene Agustine
Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper