Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Kelautan dan Perikanan menilai integrasi produksi hulu dan hilir sektor kelautan dan perikanan yang diformulasikan dalam sistem logistik ikan nasional (SLIN) mampu menjamin ketersediaan ikan secara kontinyu.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo mengatakan dengan SLIN ketersediaan ikan selama ini terus terpenuhi, baik pada musim panen atau pun paceklik.
“SLIN juga mampu memenuhi ketersediaan ikan kepada konsumen maupun untuk bahan baku industri pengolahan,” katanya dalam International Indonesia Seafood & Meat Conferene and Expo 2014 Focusing on Cold Jakarta, Kamis (2/10/2014).
Sharif memaparkan selama ini dua persoalan utama di sektor hilir yakni tidak meratanya ketersediaan bahan baku untuk peningkatan produksi ikan olahan dan kemampuan untuk mengembangkan diversifikasi produk.
“Sementara itu di bagian hulu, perikanan masih mempunyai permasalahan dalam peningkatan kinerja produksi bahan baku dan ikan segar,” tuturnya.
Menurutnya, ada beberapa komponen tentunya harus dipenuhi agar SLIN ini dapat berjalan dengan baik. Komponen tersebut terkait pengadaan, penyimpanan, transportasi, dan distribusi bahan/alat maupun ikan itu sendiri.
Selain ketersediaannya, komponen tersebut juga harus dapat mengakomodir faktor-faktor mendasar terkait karateristik sumberdaya ikan yang akan dikelola. Faktor tersebut terkait musim, keterpencilan lokasi (remoteness), dan karakteristik komoditas ikan yang mudah rusak (perishable).
Sharif mengatakan sebagai penunjang mempertahankan mutu kesegaran tanpa mengubaj karakteristik ikan, berbagai sarana dan prasarana seperti unit pembekuan, gudang beku, pabrik es, serta kendaraan angkut berpendingin harus tersedia dan beroperasi di pusat-pusat produksi maupun distribusi.
“Penyediaan sarana dan prasarana penerapan sistem rantai dingin ini menjadi kunci utama dalam rangka percepatan industrialisasi kelautan dan perikanan yang merupakan integrasi sistem produksi hulu dan hilir,” ujarnya.
Selain itu, dia mengatakan dalam mendukung program SLIN, KKP juga mengembangkan industri pengolahan perikanan dalam negeri yang berdaya saing tinggi sehingga dapat memberikan nilai tambah pada produk hasil perikanan.
KKP telah menyiapkan peta jalan pembangunan gudang pendingin dari 2011 hingga 2015. Lebih rinci, pada 2011 telah dibangun sebanyak 3 unit cold storage, berlanjut pada 2012 dengan membangun 27 unit. Sementara itu pada 2013 dan 2014 dibangun masing masing 27 unit dan 21 unit cold storage.