Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DEFISIT FISKAL 2015: Pemerintah Anggap Target 2,21% Masih Berat

Otoritas fiskal mengakui bukan perkara mudah mencapai target defisit anggaran tahun 2015 yang ditekan hingga 2,21%, terutama faktor nilai tukar dan penerimaan negara.
Penggalian pajak/Ilustrasi
Penggalian pajak/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA--Otoritas fiskal mengakui bukan perkara mudah mencapai target defisit anggaran tahun 2015 yang ditekan hingga 2,21%, terutama faktor nilai tukar dan penerimaan negara.

Menteri Keuangan M. Chatib Basri mengatakan selama nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bisa dijaga di level Rp11.900 defisit masih relatif aman.

"Itu [nilai tukar] yang mesti dijagain. Pokoknya kalau segala sesuatu dari segi pendapatan lebih kecil yang berpotensi [melebar]," katanya saat ditemui di Gedung DPR-MPR RI, Rabu (24/9/2015).

Pemerintah dan DPR menyepakati asumsi defisit anggaran 2015 menyempit dari 2,32% produk domestik bruto (PDB) menjadi 2,21%.

Dalam kesepakatan pemerintah dan panitia kerja (Panja) A, pendapatan dalam negeri dipatok sebesar 1.790,3 triliun.

Dari jumlah tersebut porsi penerimaan perpajakan sebesar Rp1.380 triliun sedangkan penerimaan negara bukan pajak senilai Rp410,3 triliun.

Ditemui secara terpisah Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Andin Hadiyanto mengatakan yang patut diwaspadai dari sisi penerimaan adalah target lifting minyak.

"Harus kerja keras dan jadwal-jadwal yang disusun bisa kita capai, kalau mundur ada resiko lifting tidak tercapai penerimaan lebih rendah," katanya.

Asumsi lifting minyak dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2015 disepakati naik dari 845.000 barel per hari (bph) menjadi 900.000 bph.

Pemerintah mengakui sangat mengandalkan Blok Cepu. Blok itu diproyeksikan mampu menyumbang minyak mentah sekitar 100.000 bph jika berproduksi secara optimal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper