Bisnis.com,JAKARTA- Kalangan pengusaha antusias menyambut ide PT Angkasa Pura II yang ingin bekerja sama dengan konsorsium pelaku usaha nasional untuk mengelola fasilitas logistik di area steril bandara yang dikelola perseroan itu.
Meski demikian, pengusaha meminta pemerintah turut melakukan harmonisasi untuk memperlancar arus barang masuk dan keluar di Bandara Soekarno-Hatta karena ada banyak pemangku kepentingan di kawasan tersebut.
Ketua Umum Asosiasi Logstik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan pihaknya menyambut baik ide yang dilontarkan oleh Direktur Kargo dan Pengembangan Bandara PT Angkasa Pura (AP) II Yusmar Anggadinata tersebut.
Menurutnya, tawaran tersebut sangat menguntungkan pengusaha nasional yang sahamnya 100% milik para putra bangsa, karena memberikan kesempatan bagi pelaku usaha untuk menjadi tuan di rumah sendiri sehubungan dengan dibukanya Masyarakat Ekonomi Asean pada 2015.
“Berikutnya, dengan adanya rencana tersebut, sekarang semua menjadi jelas posisinya. AP II menjadi penyedia fasilitas logistik sementara kami, para pelaku usaha menjadi penyedia layanan logstik,” paparnya, Kamis (18/9/2014).
Langkah selanjutnya yang harus dilakukan oleh AP II, menurut Yukki, adalah menyiapkan materi presentasi tentang berbagai fasilitas logistik yang ada di restricted area berbagai bandara yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut.
Tidak hanya itu, AP II perlu melengkapi berbagai data tersebut dengan informasi tentang volume barang keluar dan masuk melalui bandara, serta target volume yang harus dicapai setelah para pelaku usaha nasional membentuk konsorsium dan mengelola berbagai fasilitas tersebut.
SINERGISITAS
Berbagai langkah presentasi tersebut menurutnya belum cukup karena AP II, dengan didukung oleh pemerintah pusat perlu menyinergikan para pihak yang berkepentingan di areal bandara seperti Bea dan Cukai, Balai Karantina, serta pemerintah daerah agar arus barang bisa lebih lancar lagi.
“Kalau AP II dan konsorsium sudah cepat, tapi kalau pihak lain masih lambat, tentu akan menghambat. Jadi muaranya ada di servis. Semakin servis bagus, saya yakin biayanya akan semakin murah,” ujarnya.
Karena itu, dia mengharapkan presiden terpilih, Joko Widodo melalui Kementerian BUMN untuk mendukung rencana besar AP II tersebut karena layanan kargo udara juga memegang peranan penting dalam Sistem Logstik Nasional (Sislognas).