Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ketahanan Pangan Dimulai dari Ekonomi Desa & Pinggiran

Ketahanan pangan nasional harus dimulai dengan memperkuat ekonomi desa dan daerah pinggir.

Bisnis.com, JAKARTA--Ketahanan pangan nasional harus dimulai dengan memperkuat ekonomi desa dan daerah pinggir.

Hermen Malik, Bupati Kaur mengatakan, penguatan pangan nasional dapat dilakukann dengan memilah keunggulan produksi pangan nasional.

Misalnya, pangan nasional unggul dalam produksi ubi ketimbang  jagung ataupun gandum, maka olahan pangan nantinya dapat berasal dari jenis ubi.

Selain itu, imbuhnya, diperlukan keinginan pemerintah untuk memperkuat ekonomi desa dan ekonomi daerah pinggiran untuk memproduksi pangan.

Sayangnya saat ini, imbuhnya, alih-alih memperkuat ekonomi desa dan daerah pinggiran, pemerintah justru kerap membuat kebijakan impor pangan yang kontraproduktif dari semangat menciptakan memperkuat ekonomi desa dan daerah pinggiran.

"Masalah ekonomi dan perdagangan jadi salah satu masalah pangan. Misalnya kerap kita impor, daripada repot. Kan, seharunya memperkuat ekonomi pinggiran," ujarnya, Kamis (4/9).

Menurutnya, secara umum persoalan ketahanan pangan nasional menyangkut beberapa sisi, yakni masalah sosial, budaya dan agama, sumber daya alam dan persaingan kebutuhan.

Dia menuturkan, untuk memperoleh ketahanan pangan, pemerintah mendatang perlu mengembangkan sumber daya alam maupun sumber daya manusia lokal, kebijakan yang pro terhadap petani, meningkatkan keberagaman pangan domestik dan ketahanan pangan berkelanjutan yang berorientasi nasional.

"Kita juga harus kuasai sektor hulu, seperti pada benih-benih. Kita harus kerja. Kalau disetop, habislah kita."

Andrinof Chaniago, pengamat kebijakan publik mengatakan, pemerintah Jokowi-JK perlu memberikan perhatian lebih kepada petani, sehingga cita-cita ketahanan pangan nasional dapat terwujud.

Menurutnya, selama ini pembangunan yang dilakukan pemerintah kerap berjangka pendek karena ketidakseimbangan perhatian yang diberikan antarlapisan sosial dan antarwilayah.

"Ada ketidakseimbangan dalam memberikan pertahian berpotensi timbulkan ancaman serius," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhamad Hilman
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper