Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Manufaktur Jeblok, Apa Kata Menperin?

Kinerja industri manufaktur dalam negeri melandai ke titik terendah pada Agustus 2014. HSBC mencatat indeks manufaktur Indonesia turun ke level 49,5.

Bisnis.com, JAKARTA—Kinerja industri manufaktur dalam negeri melandai ke titik terendah pada Agustus 2014. HSBC mencatat indeks manufaktur Indonesia turun ke level 49,5.

Menteri Perindustrian M.S. Hidayat berpendapat Agustus sangat kental dengan suasana politik sehingga bisnis tak berjalan dalam kecepatan penuh.

“Bulan depan [September dan seterusnya] sudah selesai, artinya pebisnis bisa konsentrasi penuh untuk investasi,” katanya di Jakarta hari ini, Rabu (3/9/2014).

Indonesia Purchasing Managers Index (PMI) pada bulan lalu merupakan yang terendah sejak awal Tahun Kuda 2014. Padahal pada Juni dan Juli, PMI Indonesia stabil di level 52,7 sebagai titik tertinggi sejak April 2011.

PMI Indonesia pada Agustus 2014 menunjukkan industri manufaktur Negeri Garuda di bawah ambang netral 50,0 alias dalam rentang resesi. Kondisi ini merupakan sinyalemen buruk pertama yang memancar dari Indonesia sejak Agustus 2013.

Ekonom HSBC Asean Su Sian Lim mengatakan pelemahan PMI Indonesia pada bulan lalu terpengaruh penyusutan permintaan dalam negeri maupun ekspor. Walhasil produksi, pembelian bahan baku, dan serapan pekerja melemah.

“Penurunan kinerja manufaktur pada Agustus itu mengejutkan jika melihat PMI pada tiga bulan sebelumnya yang sangat kuat,” ujarnya dalam keterangan resmi HSBC, baru-baru ini.

Pada bulan lalu untuk pertama kali pembelian bahan baku turun dalam setahun terakhir. Kondisi ini menyebabkan ketersediaan bahan baku dan setengah jadi menyusut. Kendati demikain resesi manufaktur pada Agustus diperkirakan hanya sementara.

Sian Lim menjelaskan ketersediaan barang jadi sejauh ini meningkat terhitung sejak Maret 2013. Pelaku usaha menyatakan mereka menyiapkan stok untuk bulan-bulan mendatang guna mengantisipasi lonjakan permintaan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dini Hariyanti
Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper