Bisnis.com, SEMARANG—PT Jamu Indonesia Simona menargetkan penjualan produk jamu tahun ini mencapai Rp6 miliar atau meningkat 20% dibandingkan periode tahun sebelumnya.
Target itu bakal terealisasi dengan cara menggandeng distributor baru untuk meningkatkan volume penjualan jamu ke seluruh Tanah Air.
Manager Umum PT Jamu Indonesia Simona Widodo mengatakan perusahaan selama ini mematok penjualan produk jamu pada tahun sebelum di bawah angka Rp6 miliar, dengan asumsi penjualan per bulan Rp500 juta. Dia menambahkan jumlah distributor dan agen produk ini yang tersebar di seluruh Indonesia sebanyak 150 unit.
“Dengan target ini, harapannya produk kami bisa dikenal semua lapisan masyarakat,” tuturnya saat ditemui Bisnis di Semarang, Jumat (22/8/2014).
Widodo mengatakan produk jamu yang berdiri 1933 menyasar segmen kaum perempuan dengan mengandalkan kualitas. Sehingga tidak heran, kata dia, jika beberapa produknya telah terpampang di sejumlah apotek ternama di Indonesia.
Strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan, kata dia, melalui penyebaran brosur, iklan di media radio, cetak serta televisi.
“Kami juga memproduksi jamu untuk kalangan kecil, menengah sampai atas. Jadi apa yang dibutuhkan masyarakat, kami sediakan,” tuturnya.
Dalam menghadapi pasar bebas Asean 2015, pihaknya menghawatirkan adanya kelangkaan bahan baku untuk mensuplai produksi. Kekhawatiran itu didasarkan pada pengalaman yang dialami perusahaan beberapa tahun lalu yakni berkurangnya bahan baku jahe.
Menurutnya, sejumlah bahan baku tersebut malah diekspor ke Malaysia dengan dalih kebutuhan di Negara Jiran cukup banyak. Sementara, kebutuhan dalam negeri tidak diperhatikan.
“Ketika bahan baku langka tentu berdampak pada pengurangan produksi. Karena komposisi produk jamu diperoleh dari beberapa bahan baku,” papar dia.