Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jaminan Kesehatan Nasional Dongkrak Produksi Farmasi

Pelaku bisnis di industri farmasi dan obat-obatan memperkirakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan produksi sepanjang 2014.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, JAKARTA—Pelaku bisnis di industri farmasi dan obat-obatan memperkirakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan produksi sepanjang 2014.

Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Farmasi Darodjatun Sanusi mengatakan program JKN memang mendongkrak permintaan obat tetapi pendapatan tidak ikut naik. “Konsekuensi dari JKN adalah unit produksi tambah besar tapi nilai harganya turun,” kata dia saat dihubungi Bisnis.com, Rabu (20/8/2014).

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sektor farmasi, produk obat kimia, dan obat tradisional termasuk dalam tiga industri dengan pertumbuhan produksi tertinggi. Sektor industri ini tumbuh 9,04% pada triwulan II/2014 terhadap periode yang sama tahun lalu (year-on-year).

Program JKN membuat produsen obat-obatan menambah kapasitas produksi seiring bertambahnya permintaan. Tapi bersamaan dengan itu pendapatan tidak  ikut terdongkrak lantaran produk yang diproduksi adalah obat dengan harga relaitf terjangkau.

“Secara jangka panjang program JKN akan menciptakan keseimbangan baru di industri farmasi. Sekarang penggunaan obat di rumah sakit menjadi lebih efisien,” ucap Darodjatun.

Pertumbuhan produksi industri farmasi pada triwulan II/2014 tak lebih baik dibandingkan dengan pencapaian pada triwulan I/2014. Selama tiga bulan pertama, produksi farmasi dan obat tumbuh paling tinggi di antara sektor industri manufaktur skala sedang dan besar lain sebesar 15,41%.

Kinerja produksi quarter to quarter (q-to-q) tercatat melemah. Selama kuartal II/2014 terhadap realisasi kuartal sebelumnya menyusut 6,65%. Tapi semua produksi farmasi dan obat skala mikro dan kecil terjun bebas 12,83% pada triwulan II/2014 baik secara y-o-y, dan 4,81% secara q-to-q.

Secara keseluruhan GP Farmasi memproyeksikan pertumbuhan industri farmasi dan obat-obatan pada semester I/2014 secara y-o-y  berkisar 9% - 12%. Persentase ini tak sebesar pertumbuhan semester I/2013 terhadap semester I/2012 yang mencapai kisaran 13% - 15%.

Pelaku usaha optimistis industri farmasi mampu mencatatkan pertumbuhan double digit sepanjang tahun ini. Produksi diestimasikan menghasilkan Rp55 triliun – Rp58 triliun. Selama enam bulan pertama tahun ini diperkirakan nilai produksi sedikitnya Rp25 triliun.

Investasi Farmasi

Darodjatun menyatakan aliran investasi ke sektor farmasi dan obat-obatan sejauh ini relatif lancar. Tapi GP Farmasi menilai kucuran kapital baru pada 2014 tidak sederas tahun lalu.

“Sejak 2009 sampai 2013 produsen sudah mulai investasi untuk menaikkan kapasitas. Investasi lebih berupa ekspansi bisnis. Tapi investasi tahun ini agak mulai turun,” ucapnya.

Pada enam bulan pertama tahun ini investasi baru dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) di industri kimia dan farmasi tercatat Rp3,45 triliun. Sedangkan penanaman modal asing (PMA) yang masuk ke sektor ini mencapai US$979,4 juta.

Investasi PMA sektor industri pada riwulan II Tahun 2014 mencapai USD 3,22 miliar atau sedikit lebih rendah dibandingkan Triwulan I 2014 sebesar USD 3,49 miliar, sehingga total investasi PMA sektor industri pada Semester I 2014 menjadi USD 6,71 miliar atau memberikan kontribusi sebesar 46,9% terhadap seluruh investasi PMDN nasional pada Semester I 2014.

Cabang industri yang memberikan kontribusi besar terhadap investasi PMA, antara lain: industri makanan USD 2,06 miliar, industri kendaraan bermotor dan alat transportasi lain USD 1,03 miliar, serta industri kimia dan farmasi USD 979,4 juta.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper