Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PASAR SEMEN: Penjualan Bakal Terakselerasi Setelah September

Penjualan semen selama periode semester kedua tahun ini diproyeksikan tumbuh lebih tinggi selepas September 2014. Permintaan domestik sampai pengujung tahun diramalkan mencapai 70 juta ton.

Bisnis.com, JAKARTA—Penjualan semen selama periode semester kedua tahun ini diproyeksikan tumbuh lebih tinggi selepas September 2014. Permintaan domestik sampai penghujung tahun diramalkan mencapai 70 juta ton.

Dirjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Harjanto memperkirakan kebutuhan semen berkisar 60 juta ton – 70 juta ton sepanjang tahun ini. “Kebutuhan meningkat signifikan selepas Oktober karena pembangunan infrastruktur dipergiat,” katanya saat dihubungi Bisnis, Rabu (13/8/2014). 

Volume penjualan semen dipengaruhi akselerasi pembangunan berbagai proyek infrastruktur baik yang dicanangkan pemerintah maupun swasta. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meyakini kebutuhan terbesar tetap di Pulau Jawa hingga bulan-bulan mendatang.

Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mencatat penjualan semen pada Juli 2014 berjumlah 3,76 juta ton. Realisasi ini menyusut 25% terhadap Juli tahun lalu sekitar 5 juta ton. Konsumsi di Pulau Jawa berkontribusi sekitar 55% terhadap total penjualan bulan lalu setara 2,08 juta ton.

“Penjualan yang tetap tinggi itu khususnya di Pulau Jawa terdorong proyek perumahan. Tapi untuk daerah timur Indonesia konsumsinya memang realtif rendah,” ucap Harjanto.

Penurunan penjualan nasional terpengaruh berkurangnya permintaan di daerah. Penyusutan terbanyak ada di Kalimantan mencapai 29% jadi 273.426 ton.

Setelahnya adalah Pulau Jawa dengan penurunan 28%, dilanjutkan Sumatra 26% menjadi 751.476 ton, dan Sulawesi anjlok 12,3% menjadi 289.124 ton. 

Wilayah yang membukukan pertumbuhan penjualan adalah Bali dan Nusa Tenggara sebesar 4%, serta Maluku dan Papua mencapai 21,6%. Permintaan semen di Bali dan Nusa Tenggara 291.924 ton, sedangkan Maluku dan Papua 65.039 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dini Hariyanti
Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper