Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berharap konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) untuk kapal nelayan dapat terealisasi guna mengantisipasi kelangkaan bahan bakar fosil serta menghemat biaya produksi nelayan.
Direktur Kapal dan Alat Penangkapan Ikan KKP, Muhammad Zaini mengatakan perkembangan gagasan ini masih pada tahap uji coba kelayakan di lapangan dan masih dibahas bersama dengan Kementerian ESDM.
“Terakhir kita koordinasi dengan ESDM . Kendalanya kita belum dapat lampu hijau dari Pertamina apakah kita diperkenankan atau tidak menggunakan tabung melon (3kg) itu. Sebab hingga saat ini, tabung melon hanya buat konsumsi rumah tangga,” katanya Senin (11/8/2014).
Zaini menjelaskan konversi tersebut membuat biaya produksi nelayan jadi lebih murah hingga 20-30%. Satu tabung Liquid Petroleum Gas (LPG) 3 kilogram seharga Rp 45.000 setara dengan 15-20 L solar. Adapun, dengan satu tabung dapat melaut hingga 8 jam atau total sehari perjalanan nelayan dengan kapal dibawah 5 GT.
Dia mengatakan LPG merupakan bentuk konversi ke gas yang paling efisien untuk saat ini selain LNG (Liquified Natural Gas) yang dinilai masih sulit diterapkan, “Meskipun LNG itu lebih murah lagi dibandingkan LPG, tetapi permasalahannya harus membuat stasiun pengisian khusus sendiri, biaya lagi kan. Sedangkan LPG sudah bisa dibeli di warung-warung,” jelasnya.