Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PRODUKSI TEKSTIL Tumbuh Lemah Karena Ketidakpastian Bisnis

Direktur Industri Tekstil dan Aneka Kementerian Perindustrian Ramon Bangun berpendapat penurunan pertumbuhan produksi sektor tekstil pada triwulan II/2014 kemungkinan terpengaruh ketidakpastian iklim bisnis yang dirasakan pelaku industri.
Badan Pusat Statistik mencatat pelemahan pertumbuhan produksi yang dialami industri tekstil sebesar 5,72% pada kuartal II/2014 secara year on year. /Bisnis.com
Badan Pusat Statistik mencatat pelemahan pertumbuhan produksi yang dialami industri tekstil sebesar 5,72% pada kuartal II/2014 secara year on year. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA--Direktur Industri Tekstil dan Aneka Kementerian Perindustrian Ramon Bangun berpendapat penurunan pertumbuhan produksi sektor tekstil pada triwulan II/2014 kemungkinan terpengaruh ketidakpastian iklim bisnis yang dirasakan pelaku industri.

“Kuartal kemarin ada gonjang-ganjing kenaikan tarif listrik lalu suasana politik jelang pilpres. Mungkin tak banyak yang berani ambil order karena situasi yang ada, khawatir terjadi keributan,” katanya saat dihubungi Bisnis.com, Senin (4/8/2014).

Menurut Ramon, pelaku usaha di sektor pertekstilan bisa jadi menahan diri untuk ekspor dan lebih fokus memenuhi kebutuhan domestik yang meningkat jelang Lebaran. Oleh karena itu secara volume produksi menjadi lebih sedikit dibandingkan dengan triwulan II/2013.

Kemenperin berharap pertumbuhan produksi tekstil secara Y-o-Y maupun Q-to-Q yang minus pada kuartal kedua ini membaik pada triwulan III/2014. Pasalnya aktivitas bisnis selama Juli – September diyakini lebih tenang lantaran pilpres rampung dan Lebaran berlalu.

“Pada triwulan kedua 2013 itu menjelang lebaran dan tak ada pemilu, jadi produksi tinggi. Tahun ini banyak kekhawatiran. Pada kuartal III seharusnya permintaan dalam negeri membaik,” ucap Ramon.

Badan Pusat Statistik mencatat pelemahan pertumbuhan produksi yang dialami industri tekstil sebesar 5,72% pada kuartal II/2014 secara year on year. Sedangkatn quarter-to-quarter  penurunan pertumbuhan produksi tekstil tercatat 0,38.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper