Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Tetapkan Harga Beli Listrik Biomassa

Pemerintah menetapkan harga beli listrik yang dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga biomassa (PLTB) dengan kisaran Rp1.150-Rp1.990 per kilowatt hour (kWh) berdasarkan tingkat ketergantungan wilayah terhadap bahan bakar minyak (BBM).
  Jaringan listrik. /
Jaringan listrik. /

Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah menetapkan harga beli listrik yang dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga biomassa (PLTB) dengan kisaran Rp1.150-Rp1.990 per kilowatt hour (kWh) berdasarkan tingkat ketergantungan wilayah terhadap bahan bakar minyak (BBM).

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Rida Mulyana mengatakan semakin tinggi ketergantungan pasokan listrik di suatu wilayah terhadap BBM maka semakin besar pula tarif yang ditetapkan.

“Peraturan menteri yang mengatur ketetapan tarif akan diketok pada Agustus mendatang, tinggal finalisasi,” katanya di Jakarta, Kamis (24/7/2014).

Menurutnya, tarif Rp1.150 tersebut ditetapkan untuk wilayah Jawa yang memiliki tingkat ketergantungan BBM yang rendah. Sementara tarif Rp1.990 untuk wilayah Papua yang pasokan listriknya sebagian besar menggunakan diesel.

“Wilayah lain ketetapan tarifnya di antara kisaran itu,” ujarnya.

Permen baru itu akan merevisi Permen ESDM Nomor 4 Tahun 2012 tentang Harga Pembelian Tenaga Listrik oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dari Pembangkit Tenaga Listrik yang Menggunakan Energi Terbarukan Skala Kecil dan Menengah atau Kelebihan Tenaga Listrik.

Berdasarkan Permen lama itu, harga beli listrik biomassa dan biogas ditetapkan antara Rp975-Rp1.267,5 per kWh tergantung wilayah.

Rida menjelaskan, potensi biomassa dan biogas di Indonesia sebesar 32 Gigawatt (GW). Namun, sampai saat ini pemanfaatan masih sangat terbatas. Saat ini baru ada dua pabrik yang salah satunya berada di Belitung Timur dengan kapasitas 1,2 MW.

Tahun ini, Kementerian ESDM merencanakan penambahan sebesar 75,5 MW tenaga listrik yang berasal dari biomassa. Melalui tarif yang baru ini, dia mengharapkan adanya peningkatan investasi di sektor biomassa dan biogas. Targetnya, kapasitas terpasang bertambah 800 megawatt (MW) dalam dua tahun ke depan.

“Target itu akan tercapai dengan asumsi dari 800 pabrik minyak sawit mentah yang telah ada sekarang dapat menghasilkan satu MW,” ungkapnya.

Sebelumnya, General Electric Indonesia berencana membangun dua pembangkit listrik tenaga biomassa (PLTB) yang berlokasi di Bali dan Sumba, Nusa Tenggara Timur.

Presiden Direktur GE Indonesia Handry Satriago mengungkapkan pelaku usaha membutuhkan kebijakan harga beli listrik yang ditetapkan pemerintah (feed in tariff) yang menguntungkan.

“Kalau kebijakan harga tidak memberikan keuntungan, pengembang tidak akan tertarik menanamkan modal,” paparnya.

Rencananya, dua proyek PLTB tersebut berkapasitas 500 Kilowatt (KW). Khusus PLTB Bali akan dijadikan proyek perintis (pilot project) untuk membangun proyek serupa di wilayah lain.

“Proyek itu ditargetkan commissioning Desember tahun ini,” tambahnya.

Sementara proyek PLTB di Sumba, jelasnya, diharapkan selesai tahun depan. Dia tidak bisa merinci besaran belanja modal yangg dikeluarkan untuk kedua proyek tersebut. Namun, tenaga listrik yang dikeluarkan kedua proyek itu memakan harga US$0,12-US$0,15 per kilowatt per hour (kWh).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Fauzul Muna
Editor : Setyardi Widodo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper