Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Sigaret Kretek Tangan Berpotensi Anjlok 22%

Permintaan sigaret kretek tangan (SKT) terus menyusut selama tiga tahun terakhir. Pasar SKT pada tahun lalu tinggal 26,07%, sedangkan sigaret kretek mesin (SKM) tumbuh menjadi 66,20%.
Pabrik rokok sigaret kretek tangan. Pasar berpotensi anjlok.
Pabrik rokok sigaret kretek tangan. Pasar berpotensi anjlok.

Bisnis.com, JAKARTA--Permintaan sigaret kretek tangan (SKT) terus menyusut selama tiga tahun terakhir. Pasar SKT pada tahun lalu tinggal 26,07%, sedangkan sigaret kretek mesin (SKM) tumbuh menjadi 66,20%.

Direktur Minuman dan Tembakau Kemenperin Faiz Achmad memperkirakan penurunan pasar SKT pada tahun ini bisa mencapai 22%. “Banyak pertimbangan [untuk naikkan harga eceran SKM] termasuk celah penyelundupan kalau disparitas harga dengan SKT makin tinggi,” kata Faiz saat dihubungi Bisnis, Kamis (17/7/2014).

Kemenperin melihat tidak ada cara lain yang cukup ampuh untuk mempertahankan pasar SKT kecuali dengan memperlebar disparitas harga terhadap SKM. Untuk meningkatkan cukai kretek mesin maka harga jual eceran (HJE) juga harus naik.

Usulan penaikan HJE SKM untuk mengamankan pasar SKT, imbuh Faiz, sudah dibicarakan dengan pelaku usaha dan mereka mendukung. Kementerian menilai tak ada opsi lain yang lebih manjur untuk segera mengamankan pasar SKT kecuali dengan opsi penaikan harga jual dan cukai ini. 

“[Jalan keluar lain] misalnya inovasi produsen SKT tetap sulit, karena memang tren pasarnya menurun dan ini wajar. Produsen SKT sudah promosi sampai bikin SKT premium tetapi tetap sulit untuk bertahan,” ujar Faiz.

Menurutnya banyak faktor yang memengaruhi preferensi minat konsumen ke kretek buatan mesin. Bisa jadi perokok sekarang lebih memerhatikan faktor kesehatan. Selain itu mungkin juga para perokok tak punya waktu lama untuk menikmati rokoknya sehingga pilih SKM yang lebih cepat habis.

Kemenperin menyatakan usulan penaikan harga jual eceran rokok kretek mesin sudah disetujui Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan. Selanjutnya tinggal menunggu pertemuan dengan BKF untuk membahas implementasinya.

Industri rokok kini berkontribusi terhadap lapangan pekerjaan untuk 6,1 juta orang. Sekitar 3,5 juta orang dari jumlah itu adalah petani tembakau dan cengkeh. Selebihnya ialah pekerja pabrik rokok 600.000 orang, pengecer rokok 1 juta orang, serta tenaga kerja percetakan, periklanan, pengangkut hingga dan jasa transportasi sekitar 1 juta orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper