Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produsen Sigaret Kretek Tangan Perlu Inovasi

Pelaku usaha di industri rokok menilai usulan penaikkan harga eceran sigaret kretek mesin (SKM) bukan faktor tunggal untuk mempertahankan pasar sigaret kretek tangan (SKT). Produsen SKT juga harus berinvoasi untuk meningkatkan daya saing produknya.
Pabrik rokok. Produsen Sigaret Kretek Tangan Perlu Inovasi.
Pabrik rokok. Produsen Sigaret Kretek Tangan Perlu Inovasi.

Bisnis.com, JAKARTA—Pelaku usaha di industri rokok menilai usulan penaikkan harga eceran sigaret kretek mesin (SKM) bukan faktor tunggal untuk mempertahankan pasar sigaret kretek tangan (SKT). Produsen SKT juga harus berinvoasi untuk meningkatkan daya saing produknya.

Wakil Ketua Umum Aliansi Masyarakat Tembaku Indonesia (AMTI) Budidoyo mengatakan besarnya pasar SKM di dalam negeri merupakan pergeseran tren secara alami. Kendati demikian kretek tangan tetap perlu dipertahankan mengingat segmen ini menyerap banyak tenaga kerja.

“Kalau pemerintah ada upaya untuk menaikkan harga eceran SKM, kami hargai sekali. Sebab kalau sampai pabrik SKT tutup dampak ekonominya tinggi,” tuturnya, di Jakarta, Selasa (15/7/2014) malam.

Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menilai konsumsi kretek buatan mesin terus bertumbuh sedangkan SKT menyusut. Padahal dalam pembuatan kretek tangan melibatkan tenaga kerja lebih banyak dibandingkan dengan SKM.

Guna mengendalikan pertumbuhan pasar SKM sembari mengamankan produk kretek tangan, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengusulkan penaikan harga jual eceran kretek mesin. Tindakan ini akan meningkatkan perolehan cukai SKM yang sekarang berkisar 57%.

“Perubahan konsumsi dari SKT ke SKM karena preferensi pasar. Tapi [kretek tangan perlu dipertahankan] karena satu mesin setara mempekerjakan 1.500 orang atau bisa 4.500 orang,” ucap Budidoyo.

AMTI menyadari penaikan harga jual eceran bukan jalan keluar tunggal. Pemerintah perlu mendorong dari sisi cukai, sedangkan produsen SKT sendiri harus menggenjot inovasi produk, misalnya dengan memperbarui tampilan kemasan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper