Bisnis.com, CIREBON -- Petani tebu rakyat di Jawa Barat yang tergabung dalam Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) mengaku kecewa terhadap rendemen yang diberikan sejumlah pabrik gula pada musim giling 2014.
Pada periode pertama musim giling 2014, rendemen yang diberikan pabrik gula masih sesuai harapan petani akan tetapi memasuki periode giling kedua dan ketiga rendemen yang diberikan pabrik gula semakin menurun.
Sekretaris DPD APTRI Jabar Haris Sukmawan (Wawan) mengatakan pada musim giling periode pertama di PG Tersana Baru Kabupaten Cirebon rendemennya mencapai 7,05%, akan tetapi memasuki periode kedua dan ketiga rendemennya di kisaran 6,65%.
Dia menuturkan jebloknya rendemen gula tidak sesuai dengan janji pengelola pabrik gula se-Indonesia yang menjanjikan rendemen di atas 7% saat penetapan harga pokok petani (HPP) gula 2014.
"Pabrik gula di Jabar semua rendemennya jeblok, bahkan di Subang rendemennya hanya 5,9%," katanya, Rabu (2/7/2014).
Wawan mengungkapkan alasan klasik yang dilontarkan pengelola pabrik gula adalah karena kualitas tebu dan kondisi cuaca yang belum kondusif, akan tetapi petani mengendus ada setingan dari holding yang meratakan rendemen di seluruh pabrik gula.
"Ini ada setingan pemberian rendemen secara berjamaah pada angka yang rendah, khususnya di Jabar" ujarnya.
Wawan menambahkan selain diimpit rendemen yang rendah, petani tebu di Jabar juga dipusingkan dengan rendahnya harga gula di tingkat lelang seperti yang terjadi di Jawa Timur.
"Lelang di Jatim harga gula hanya Rp8.5000/kg, dan kami di Jabar belum berani melakukan lelang gula," tambahnya.
Sementara itu, harga gula di Cirebon Jawa Barat berada di kisaran Rp12.000/kg di tingkat konsumen pada saat awal Ramadan 2014.
Pengusaha Catering dan Bolu di Kabupaten Cirebon Junasih mengatakan harga gula Rp12.000/kg tergolong mahal apalagi masih jauh dengan Idulfitri.
"Kalau sudah mendekati Idulfitri diperkirakan harga gula akan kembali naik," ujarnya.