Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Wetlands International Indonesia Nyoman Suryadiputra berharap sertifikat RSPO harus diberikan dengan seleksi ketat.
Hal itu bertujuan agar perusahaan perkebunan sawit memperhatikan aspek berkelanjutan dan tidak merusak lingkungan.
Menurutnya, produksi CPO Indonesia saat ini senilai 28 juta ton di atas lahan 13,5 juta ha dan sebanyak 7,5 juta ha berada di lahan gambut atau sekitar 30% dari total luas lahan.
Dampak yang ditimbulkan, lanjut Nyoman, meningkatnya suhu emisi gas rumah kaca dan membuat ambelas lahan gambut.
“1 ha lahan gambut itu menghasilkan 93 ton CO2 per tahun dan menurunkan 1 meter kubik air di lahan yang sama,” ungkapnya, Kamis (26/06/2014).
Nyoman yang meneliti lahan gambut hampir 30 tahun itu membeberkan kelapa sawit bukan tanaman asli gambut.
Jika ditanam di lahan gambut maka tergenang air dan tanaman menjadi busuk.
Dia menjelaskan jika di lahan gambut yang ada perusahaan membuka drainase melalui pembangunan kanal, dampaknya gambut akan kering, mudah terbakar, melepaskan emisi dan mengalami ambelas. “Kondisi ambelasnya lahan gambut membuat pokok sawit tergenang dan doyong [miring].”