Bisnis.com, JAKARTA--Kementerian Pertanian mengungkapkan daya serap 2014 lebih rendah dari 2013 sampai posisi 14 juni 2014 total realisasi anggaran baru mencapai Rp4,26 triliun dengan serapan 27,47%.
Serapan anggaran tersebut, menurutnya lebih sedikit 2013 yang mencapai 28,57%. Dia mengatakan berdasarkan serapan masing-masing eselon I yang tertinggi berada di Dirjen Prasarana dan Sarana yaitu 44% disusul dengan Inspektorat Jenderal 37,50% dan Badan Karantina Pertanian 33,59%.
Sementara itu, menurutnya jenis belanja serapan tertinggi terjadi pada belanja sosial 40,08% dan terendah belanja modal 13,66%. “Di Dirjen Perkebunan dan Dirjen Hortikultura serapannya masih rendah programnya lebih banyak dalam bentuk Belanja Sosial,” kata Suswono pada Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR RI, di Jakarta, Selasa (17/06/2014).
Suswono menuturkan masih rendahnya serapan anggaran 2014 ini disebabkan beberapa kegiatan dengan terjadinya jadwal masa tanam, kedua saluran bansos 2014 pada beberapa daerah tertunda atas rekomendasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Selanjutnya, Kementerian BUMN menunjuk satu BUMN pengadaan benih yang tidak sesuai harapan.
Dia juga mengatakan, bahwa daya serap dari daerah juga rendah dan Kementan akan melakukan advokasi daerah yang daya serapnya rendah, merelokasi anggaran dari kota khususnya bagi daerah yang tidak memungkinkan lagi melaksanakan kegiatan sesuai rencana maka diterapkan punishment dan reward.